" Menghindari segala hal yang bisa merugikan perusahaan maupun diri saya sendiri.."
"Lha bagus itu!!", sahut Ki Demang..
" Lho???.. bagus gimana??.. lha wong saya yang akhirnya dikeluarkan koq??!.. bukan malah mereka yang jelas-jelas melakukan kesalahan!??", sanggah anaknya dengan emosi..
" Yo bagus toh nduk... berarti kamu cuma kalah di dunia tapi menang di Akhirat hehehe...", jawab Ki Demang dengan santai sambil terkekeh.
" Dengarkan petuah mbah buyutmu dulu ya nduk!?", kata Ki Demang mulai pasang aksi untuk memamerkan suaranya yang fals-fals basah itu, seperti biasa mengambil nada dasarnya dulu
" do..dooo..do...doooooooo" mencari nada dasar yang pass...
"Sasedyane tanpa dadya
Sacipta-cipta tan polih Kang reraton-raton rantas Mrih luhur asor pinanggih Bebendu gung nekani Kongas ing kanistanipun Wong agung nis gungira Sudireng wirang jrih lalis Ingkang cilik tan tolih ring cilikira"
( terjemahan )
" Suatu waktu seluruh kehendak tidak ada yang terwujud, apa yang dicita-citakan akan berantakan, apa yang dirancang menjadi gagal, yang ingin menang malah kalah, karena datangnya hukuman yang berat dari Tuhan. Yang tampak hanyalah perbuatan-perbuatan tercela, orang besar akan kehilangan kebesarannya, lebih baik nama tercemar daripada bertanggung jawab (mati), sedangkan yang kecil juga tidak mau tahu akan keterbatasannya ".
................................