2. Olahraga dengan dosis dan waktu yang tepat.
Memulai dengan intensitas yang sesuai usia dan kondisi fisik mengingat timbulnya risiko kelelahan yang sewaktu-waktu dialami oleh anak. Kondisi kelelahan ini bahkan dapat berdampak demam pada anak.
Perhatikan jadwal berlatih misalnya di pagi hari dengan sinar matahari yang bermanfaat bagi tubuh atau di sore hari. Sebisa mungkin hindari waktu lari di saat matahari sedang terik-teriknya karena membuat keringat lebih sulit menguap yang berisiko dehidrasi dan gangguan kesehatan akibat panas.
3. Asupan air yang cukup.
Pentingnya mencukupi kebutuhan air saat berolahraga salah satu tujuannya agar terhindar dari dehidrasi. Terlebih pada anak, jangan sampai asupan cairannya tidak terpenuhi ketika berlari. Namun, kembali lagi kepada kebutuhan cairan setiap anak saat berolahraga bervariasi berikut cuacanya, panas atau mendung.
4. Tempat yang aman.
Anak senang sekali berlari-larian saat berada di tempat yang lapang. Demikian pula ketika memperkenalkannya pada teknik dasar berlari yang harus ditunjang lokasi dengan lintasan yang aman.
Agar olahraga tanpa hambatan dan tidak berdampak pada trauma maka dapat diminimalisir dengan memilih tempat yang sesuai seperti GOR, taman jogging, serta trek lari yang bebas kendaraan berlalu lalang. Mengingat kita sedang memperkenalkan olahraga lari pada anak-anak.
5. Mengutamakan ketertarikan tanpa paksaan.
Terkadang masih ditemukan timbulnya tekanan psikologis pada anak karena adanya tekanan (push) untuk dapat berlari cepat atau lebih jauh dari yang seharusnya. Sehingga ini berakibat stres dan masalah kesehatan lainnya.
Mengingat salah satu manfaat dari olahraga lari adalah menyehatkan pikiran, maka mulailah mengenalkan anak tanpa adanya paksaan. Sehingga salah satu cara yang bisa ditempuh yaitu melalui permainan yang melibatkan kegiatan berlari.