Dalam cerita ini saya berpendapat bahwa sudut pandang yang digunakan adalah orang pertama pelaku utama, karena dari awal hingga akhir cerita tokoh utama ini bercerita tentang dirinya, walaupun diselingi dengan beberapa percakapan tokoh lain, dan tokoh Aku juga mendominasi isi cerita ini. Tapi ini sedikit membingungkan, karena orang pertama pelaku utama yang merujuk pada seorang “Aku” ini mengetahui dengan detail kejadian disekitarnya, seperti kejadian dalam warung, café, dan salah satu mobil di jalan tersebut. Hal ini dapat juga diartikan sebagai orang yang serba tahu. Lalu apakah saya dapat menetapkan bahwa sudut pandangnya adalah orang oertama pelaku utama serba tahu?? Saya rasa tidak. Maka dari itu saya menyimpulkan bahwa sudut pandang yang digunakan dalam cerita ini adalah orang pertama pelaku utama.
Amanat
Cerita ini bercerita bahwa dalam suatu kejadian akan diolah menjadi sebuah berita, berita mulut, yang akan menimbulkan berbagai opini. Hal ini sesuai dengan apa yang terjadi dalam masyarakat sekarang. Kita sebagai manusia, jangan sembarangan memberikan pendapat terhadap suatu kejadian, sebaiknya kita melihat dulu kondisi dan kejadian nyatanya baru memberikan pendapat kita.
Dan juga pada akhir cerita, tokoh “Aku” dihajar masa karena dikira pencuri. Hal ini juga sesuai dengan perilaku masyarakat saat ini yang langsung menghakimi tanpa berpikir terlebih dahulu mengenai seluk beluknya, sehingga dapat menyebabkan hal yang fatal. Sebaiknya sebelum kita melakukan sesuatu kita berpikir dulu matang-matang dan mempertimbangkan semuanya, baru melakukan tindakan yang menurut kita paling baik.
Sumber cerpen :
https://lakonhidup.wordpress.com/2014/03/23/jalan-sunyi-kota-mati-2/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H