Mohon tunggu...
Khoirun Alifiyah
Khoirun Alifiyah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Siswi SMAN 3 KOTA MOJOKERTO, Khoirun Alifiyah kelas XI-2 yang hobi menggambar dan mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Harapan yang Lahir Dipelosok

25 November 2024   07:15 Diperbarui: 25 November 2024   08:29 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Meski perjalanan ini penuh rintangan, Ardana berhasil membuktikan kebenaran. Ia tidak hanya melawan korupsi, tetapi juga membangun kembali kepercayaan warga terhadap pendidikan dan masa depan mereka.

Polisi datang dan menangkap para pria tersebut. Ardana, meski terluka kecil, tetap berdiri tegak. Polisi mengungkap bahwa para pria itu adalah orang suruhan dari pihak yang terlibat korupsi. Berbekal bukti tambahan yang berhasil dikumpulkan, para pelaku utama akhirnya ditangkap dan diadili.

Desa Tarengga kini berubah. Dengan dana pembangunan baru yang diawasi ketat, sekolah kayu yang hampir roboh kini berganti menjadi bangunan kokoh. Anak-anak belajar dengan nyaman, tanpa takut hujan atau panas.

Nama Ardana menjadi perbincangan nasional. Ia tak hanya menginspirasi masyarakat dengan keberaniannya melawan korupsi, tetapi juga membuktikan bahwa pendidikan bisa menjadi awal perubahan besar.

Ketika diwawancarai oleh media, Ardana hanya tersenyum. "Ini bukan tentang saya. Ini tentang anak-anak desa Tarengga. Mereka punya hak untuk bermimpi, dan saya hanya ingin membantu mewujudkannya dengan membantu membukakan jalan untuk mereka."

Setelah Pak Gatra dan komplotannya ditangkap, Ardana merasa lega meski tubuhnya lelah. Warga desa mulai menyadari betapa besar perjuangan Ardana untuk mereka.

Pada suatu pagi, saat Ardana sedang mengajar, para warga desa berkumpul di halaman sekolah dengan membawa hasil panen, makanan dan kain tradisional. Pak Sembara maju mewakili warga, memegang sebuah kotak kecil.

"Nak Ardana," ujar Pak Sembara dengan suara bergetar, "kami sadar, kami tidak punya banyak untuk membalas semua yang telah kamu lakukan. Tapi ini adalah ungkapan rasa terima kasih kami. Terimalah ini sebagai penghormatan dari hati kami."

Ardana membuka kotak itu dan menemukan sebuah keris kecil, simbol keberanian dan penghormatan di desa tersebut. Air mata membasahi pipinya.

"Saya tidak bisa melakukannya sendiri. Kalian semua juga punya peran besar," jawab Ardana dengan suara parau.

Kisah perjuangannya tidak hanya berhenti di desa. Berita tentang perjuangannya melawan korupsi dan membangun kembali sekolah menyebar luas. Media massa meliput kisahnya, dan pemerintah memberikan penghargaan khusus kepadanya sebagai "Relawan Inspiratif Pendidikan Nasional."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun