Pak Sembara yang berada di dekat Ardana segera maju, mencoba melindunginya. "Kalau kalian mau melawan, lawan saya juga!" katanya lantang.
Ketegangan memuncak ketika salah seorang pria mendorong Ardana hingga jatuh. Namun, sebelum keadaan semakin buruk, para warga membantu.
Ketika Ardana merasa mulai mendapatkan dukungan dari warga desa, sebuah masalah baru muncul. Ia mendapati bahwa salah satu warga yang selama ini tampak mendukungnya, Pak Gatra, ternyata bekerja sama dengan pihak yang menyalahgunakan dana bantuan sekolah.
Awalnya, Ardana tidak percaya. Pak Gatra sering membantunya mengatur pertemuan warga dan bahkan memberikan informasi penting. Namun, suatu malam, Ardana tak sengaja mendengar percakapan Pak Gatra dengan seorang pria misterius di dekat hutan.
"Kalau anak muda itu terus mencari masalah, kita habisi saja. Tapi jangan sekarang. Tunggu sampai situasi tenang," ujar pria itu.
"Dia terlalu banyak tahu, tapi biar saya urus. Jangan khawatir," jawab Pak Gatra santai.
Ardana merasa tubuhnya membeku. Ia segera kembali ke rumah tanpa membuat suara. Sepanjang malam, ia merenung. Jika Pak Gatra benar-benar berkhianat, ini bisa menghancurkan kepercayaan warga terhadap perjuangannya.
Beberapa hari kemudian, Ardana mencoba mencari bukti. Ia memutuskan untuk mengikuti Pak Gatra secara diam-diam. Upayanya membuahkan hasil. Ia melihat Pak Gatra menerima sejumlah uang dari seorang pria berpakaian rapi yang turun dari mobil mewah. Ardana segera mengambil foto kejadian itu dari kejauhan.
Namun, keberaniannya membuatnya tertangkap. Pak Gatra tiba-tiba berbalik dan menyadari keberadaannya.Â
"Kamu ngapain di sini, Ardana?" tanyanya dengan nada curiga.
"Saya cuma lewat, Pak," jawab Ardana berusaha tenang.