Sekembali mengurus Adipati Jayakusuma, Anggajaya mendadak  mengumpulkan sanak saudara serta rakyatnya. Memberinya petuah secukupnya. Lalu berpamitan untuk i’tikaf di masjid (sigit) di kompleks Ngasem.Â
Tapi sudah sementara waktu tidak juga pulang-pulang. Maka rakyatnya menyusul. Dan, ketika ditengok di ‘Sigit’ternyata beliau sudah tidak ada. Menghilang seperti sirna. Kemanakah perginya? Wallohua’lam.
Dan, Novel SIRNA (Mata Silet Babad Tanah Jawi) yang membeberkan detail kisah-kisah itu bersegera terbit. Novel ini tidak hanya memuat sejarah desa Kuryokalangan tapi juga mengusung nilai-nilai lokal yang bermanfaat universal. Karenanya, bagi Anda yang peduli pada khasanah sastra nusantara, sastra Indonesia, khususnya sastra Jawa, wabil khusus wong Mataram, wong Pati, wong Pasuruan, wong Kayen, wong Bogorame, wong Bogotanjung, wong Gabus, wong Kuryokalangan atau orang-orang yang berperhatian bahkan yang berrezeki lantaran berkaitan dengan desa Kuryokalangan sebagai bentuk hormat pada sesepuh atau leluhur atau ejawantah rasa syukur atau apalah silakan baca novel ini.
Terimakasih... Salam. # Â
*) Staf Pengajar di SDN Kuryokalangan 01 Gabus Pati Jateng, HP 081 226 057 173.