Raka itu bukan cuma partner bisnisku, tapi juga sahabat sejati. Dia selalu ada buat aku, apalagi kalau lagi down. Dia bisa banget bikin aku ketawa dengan becandaan-becandaannya yang lucu. Obrolan sama dia tuh selalu bikin pikiran jadi fresh. Aku suka banget sama dia, soalnya dia nggak pernah nge-judge aku apa pun yang aku lakuin. Pokoknya, dia sahabat terbaik yang pernah aku punya.Â
Raka : Kamu tahu, dulu saya juga pernah merasa putus asa seperti kamu. Tapi, aku sadar bahwa setiap masalah itu pasti ada hikmahnya. Kita hanya perlu berusaha mencari jalan keluarnya.Â
Aku mengangguk, memahami kata-katanya. Raka memang selalu bisa membuatku merasa lebih baik.Â
Raka : Dan yang paling penting, jangan pernah menyerah dengan mimpi-mimpimu. Teruslah berjuang, Icha. Kamu pasti bisa.Â
Icha : Terima kasih, Raka.Â
Malam itu, kami berdua larut dalam ketenangan, menikmati keindahan malam yang membuai. Seiring berjalannya waktu, ikatan batin kami semakin mendalam. Beberapa bulan berlalu, hidupku berubah drastis. Bisnis yang kucetuskan berkembang pesat hingga akhirnya dapat menyerap tenaga kerja. Syukur tak henti-hentinya kuucapkan atas segala nikmat yang telah Tuhan berikan. Tak pernah kuduga bahwa badai kehidupan justru menjadi berkah tersembunyi. Aku belajar bahwa setelah badai pasti ada pelangi, dan Tuhan senantiasa bersama mereka yang bersabar dan berikhtiar.
Hubunganku dengan Raka semakin erat. Kami sering menghabiskan waktu bersama, saling berbagi cerita, dan saling mendukung. Aku merasa ada getaran aneh setiap kali berdekatan dengannya. Jantungku berdebar kencang, dan pipiku selalu memerah ketika ia menatapku. Aku merasa mulai jatuh cinta pada Raka. Namun, aku masih ragu untuk mengungkapkan perasaanku. Aku takut jika perasaanku tidak berbalas, aku akan kehilangan sahabat sebaik dia.Â
Suatu hari, Raka mengundangku untuk makan malam di sebuah restoran yang romantis. Aku merasa gugup, jantungku berdebar kencang. Aku pun berdandan semaksimal mungkin, berharap penampilan malam itu dapat memikat hati Raka. Saat bertemu, Raka tersenyum hangat padaku, matanya berbinar. Aku merasa sangat bahagia.
Raka : Kamu cantik sekali malam ini Icha.Â
Icha : Terima kasih Raka, (jawabku dengan malu-malu). Â
Kami pun menikmati makan malam dalam suasana yang romantis. Kami berbincang-bincang tentang banyak hal. Aku merasa sangat bahagia, seolah-olah dunia hanya milik kita berdua. Setelah makan malam, Raka mengajakku berjalan-jalan di tepi pantai. Kami duduk di atas pasir, menikmati deburan ombak dan keindahan langit malam yang dihiasi bintang-bintang. Raka menatapku dengan tatapan yang begitu dalam.Â