“Kedua sahabatku sudah menyelamatkan mereka semua dan membabat habis anak buahmu tanpa sisa,” jelasku lalu melepaskan rambutnya dan pergi dari ruangan itu.
“Tidak, itu tidak mungkin! Sialan kau!” teriaknya sambil meronta-ronta kesakitan.
Aku berlari karena hanya tersisa waktu lima menit lagi.
Untung saja, tersisa lima belas detik lagi sebelum meledak aku sudah berada di luar area markas itu.
Duarr! Duarr! Duarr! Duarr!
“Huft…syukurlah hampir saja aku mati terkena ledakan. Itu sih konyol.”
Tiba-tiba aku mendapat pesan e-mail dari Rafael. Kini ia sudah membebaskan anak-anak itu dan semuanya sudah diantar ke orang tuanya masing-masing.
Aku langsung terbaring lemas di tanah dan memandang indahnya malam bertabur bintang-bintang. Tugas membebaskan anak-anak tak bersalah yang dijadikan pekerja paksa oleh Vicenzo kini sudah selesai. Aku merasa seperti seorang superhero bagi anak-anak itu.
Cerpen oleh Kevin Dias Syahputra
[Mojokerto, 08 Juli 2024]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H