Mohon tunggu...
KEVIN DIAS SYAHPUTRA
KEVIN DIAS SYAHPUTRA Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Fiksi-Non Fiksi

Penulis kelahiran Kota Mojokerto, beberapa cerpen saya dimuat di sejumlah media massa, yaitu (Suara Merdeka, Radar Mojokerto, Radar Bromo, Radar Lawu, Radar Banyuwangi, Radar Madura dan Radar Bojonegoro)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pembebasan Pekerja Paksa

8 Juli 2024   08:00 Diperbarui: 8 Juli 2024   08:05 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika sedang memperhatikan koleksi menyeramkan milik Federico, tiba-tiba ada balok kayu yang melayang ke arahku. Dengan refleks cepat, aku menangkisnya dengan tendangan seni bela diri taekwondo. Sepertinya yang melempar balok kayu itu adalah Federico. Dia mungkin berpikir bahwa aku adalah anak buah Vicenzo yang masuk ke rumahnya.

Aku berteriak memanggil namanya. "Oi Federico, ini aku, Dante."

Mendengar teriakanku, ia pun langsung keluar dari tempat persembunyiannya di dalam gudang. "Oh... Dante, ternyata kau rupanya. Kukira anak buah Vicenzo yang masuk. Silahkan duduk dulu, akan kubuatkan kopi agar obrolan menjadi lebih nikmat."

"Hei, sudahlah, tidak perlu repot-repot. Langsung saja kita bahas rencana yang tadi kau bilang."

"Baiklah, pertama-tama kau harus berjanji kepadaku untuk tidak marah ya?"

Aku sedikit keheranan saat mendengar ucapan Federico barusan. Sepertinya ia sedang mabuk. "Iya deh, aku janji."

"Baguslah kalau begitu. Kita mendapat misi lagi dari Komandan William. Misi kali ini kita ditugaskan untuk membunuh Vicenzo karena ia sudah melakukan kejahatan yang tidak bisa dimaafkan, yaitu menculik anak kecil lalu menjadikan mereka sebagai pekerja paksa, menyuruh untuk mengemis, transaksi narkoba, hingga paling biadab yaitu menjadikan mereka sebagai kuli batu. Rata-rata umur mereka sekitar 6-10 tahun."

"Cih, si tua bangka itu. Dia mengingkari janjinya. Tapi ini misi untuk menyelamatkan anak-anak kecil yang tak bersalah, jadi kumaafkan si tua itu," aku mengusap-usap wajahku yang berkeringat, lalu bertanya, "Jadi... bagaimana rencananya?"

"Oke, pertama, tugaskan Rafael dan Andres untuk membebaskan semua anak-anak kecil itu. Mereka ditahan di gudang terbengkalai di Kota Milan dan dijaga oleh sepuluh orang bersenjata katana. Caranya adalah... Rafael akan memancing mereka semua. Sementara mereka fokus pada Rafael, Andres akan masuk melalui jendela gudang sebelah kiri, membebaskan anak-anak itu, dan pergi lewat belakang."

"Nah, kalau kita berdua langsung ke markas Vicenzo. Tugasku adalah memasang bom, dan tugasmu membunuh Vicenzo. Ingat kawan, kau harus menyelesaikannya dalam waktu sepuluh menit. Kalau tidak, kau dan Vicenzo akan tewas bersamaan karena ledakan."

"Baiklah, aku siap. Demi membebaskan anak-anak kecil yang tak bersalah itu. Perbuatan yang dilakukan Vicenzo sudah melampaui batas. Penjara pun jijik menampungnya. Dia sangat layak untuk dihabisi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun