" Ada apa datang kesini malam -- malam ?"Â
"kami ingin menjemput pak Nasution untuk dibawa bersama kami untuk menjalankan tugas titah pak soeharto." Jawab salah satu dari prajurit berbaret merah tersebut.Â
Bu Johanna menjawab "Bapak tidak ada, ia sedang dinas ke Bandung."
Sambil berbicara bu johanna melihat bet yang ada di lengan prajurit tersebut ada logo dan tulisan "tjakrabirawa"Â
Pasukan cakrabirawa itu tidak percaya dan berpencar. Mereka menembak -- nembaki pintu kamar pak Nas. Ade Irma yang mendengar kegaduhan ini langsung berlalu ke arah ibunya dan memeluka kaki ibunya itu. Bu johanna menggendong Ade dan menyuruh art nya untuk menutup pintu menggunakan lemari. Pak Nas tiarap dan mencoba melindungi diri agar tidak terkena peluru.Â
Pada saat ingin berpindah ruangan bu Johanna meminta tolong kepada ART nya untuk membuka pintu kamar sebelah. Tapi ternyata ART nya tersebut salah membuka pintu. Akhirnya Ade Irma terkena tembakan di punggungnya. Darah Ade kala itu berceceran kemana -- kemana, Bu Johanna menutupi luka ade itu dengan tangannya sambil menggendong Ade Bu Johanna membantu Pak Nas untuk kabur lewat dinding. Ade sama sekali tidak mengeluh kesakitan. Bu Johanna begitu kuat menahan keterpurukan ini.
Pak Nas hampir saja ketahuan karena pada saat ia memanjat dinding tersebut ada bayangannya yang terlihat oleh pasukan cakrabirawa. Untungnya prajurit Cakrabirawa kala itu menembakkan pelurunya ke bayangan tersebut sehingga pak Nas berhasil dan bersembunyi di balik tong besar yang ada disitu.
Di sisi lain, pada saat ada Pierre Tendean. Dia dicurigai sebagai pak Nas karena ia dianggap mirip oleh pasukan cakrabirawa.Â
"Saya bukan Nasution, Saya ajudannya!" ucap pierre saat di ikat dengan paksa oleh pasukan cakrabirawa.Â
Pasukan Cakrabirawa menembak Pierre dan membawa paksa Pierre ke truk. Pimpinan regu cakrabirawa kali itu menyuruh semua prajurit untuk kembali ke mobil karena dianggapnya sudah mendapatkan pak Nas, padahal yang di tangkapnya itu adalah ajudannya Pierre Tendean.Â
Pasukan tersebut membawa semua jendral yang diculik tersebut ke markas mereka dan melakukan hal keji terhadap korban. Semua korban yang diculik dibunuh dengan sadis. Kemudian mayatnya disimpan dilubang yang kecil yang diberi nama lubang buaya.Â