"Yasudah tidak apa -- apa, tapi tidak boleh lupa ya!" Ujar Ine pada Johanna
Johanna dan Ine pun tidur dengan nyenyak. Setelah beberapa hari Johanna dan Ine menginap disana mereka sering sekali bergaul dengan para TNI, termasuk dengan Pak Nasution. Johanna terlihat sangat dekat sekali dengan Pak Nas. Sejak saat itu Pak Nas dan Johanna perlahan -- lahan menemukan kenyamanan dan keyakinan yang kuat bahwa mereka di takdirkan untuk bersama. Setelah lama kenal mereka akhirnya menjalin hubungan ke jenjang yang lebih serius.Â
Pada tanggal 30 Mei 1947 Pak Nas dan Johanna menikah di Ciwidey, Bandung. Pernikahannya kala itu hampir buyar. Pasalnya, tepat pada hari pernikahan itu Panglima Besar Soedirman memerintahkan seluruh tentara di Jawa Konsinyering karena info dari Jakarta mengatakan Belanda akan doorstoot antara lain dari Bogor ke Sukabumi.Â
Pada tahun 1949 setelah pengakuan kedaulatan RI, A.H Nasution di angkat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat yang dijabatinya sampai 1952. Pada tahun 1953 -- 1955 A.H Nasution non aktif sebagai akibat dari peristiwa 17 oktober 1952, yang menyebabkan A.H Nasution harus bertanggung jawab dan mengundurkan diri. Namun pada tahun 1955 beliau di angkat Kembali sebagai KSAD untuk kedua kalinya sampai tahun 1962. Periode keduanya ini disibukkan dengan gejolakan dalam negeri seperti pemberontakan di daerah Sumatera dan Sulawesi.Â
Selang 5 tahun dari hari pernikahannya yaitu 1952 Pak Nas dan Ibu Johanna dikaruniai seorang putri cantik, ia diberi nama Hendrianti Sahara Nurdin Nasution. Ia merupakan gadis yang mandiri, cantik dan pintar. Ia sering sekali membantu pekerjaan ibunya dirumah. Gadis ini akrab dipanggil Yanti oleh keluarganya. Yanti selalu meminta adik kepada ibunya.
Sejak 8 tahun berlalu yaitu pada tanggal 19 Februari 1960 Yanti akhirnya mempunyai adik. Anak kedua dari pak Nas ini seorang gadis ia diberi nama Ade Irma Suryani Nasution. Yanti sangat menyayangi Adik satu -- satunya ini. Yanti selalu menggendong Ade Irma saat ia masih bayi. Johanna terkadang merasa was -- was saat Yanti tiba -- tiba menggendong adik kecilnya itu.Â
"Ibu, Kenapa si adik lucu sekali. Harum tubuhnya lembut sekali," ucap Yanti pada ibuya.
"Semua bayi tubuhnya memang harum. Mereka masih polos bersih" jawab ibu Johanna kepada putri sulungnya itu.
"Ibu kenapa ayah tidak pulang -- pulang? Kenapasi ayah bekerja jauh dari kita?" tanya Yanti kepada ibunya.Â
"Ayah kan sedang bertugas, ayah tidak akan pernah jauh dari kita. Ingat kata -- kata ibu, ayah dengan kita itu jauh dimata dekat dihati. Sejauh apa ayah bertugas ayah akan tetap selalu ada dihati kita. Setelah ayah pulang nanti Yanti berikan ayah pijatan yah." Jawab Johanna.
Setelah 5 tahun berlalu Yanti tumbuh menjadi seorang remaja yang pintar di sekolahnya. Ia kerap kali menjadi juara di kelasnya. Sementara itu, adiknya Ade Irma juga tumbuh menjadi anak yang lucu dan manis. Ia sudah bersekolah di taman kanak kanak.Â