Sayangnya langkah pertama justru tidak bisa dilakukan karena konten website resmi justru tidak sempurna bahkan tidak berfungsi karena masalah sederhana, yakni logo yang menutupi keseluruhan halaman.Â
Memang sangat sepele tapi cukup menganggu bagi saya yang sering berurusan pada hal teknis terkait website dan segala sesuatu di dalamnya.Â
Akan tetapi, jika pembuat website memang sengaja mendesainnya dengan gaya minimalis maka ini sudah benar. Hanya ada satu logo yang menutupi semua halaman, sangat minimalis.
Semoga website banktanah.id bisa lebih responsif dan human-friendly ketika digunakan.
Selanjutnya, ada kekhawatiran bahwa Bank Tanah dapat berpotensi menjadi "big boss" para mafia tanah, namun harapan besarnya adalah lembaga ini mampu menekan praktik mafia tanah yang selama ini meresahkan masyarakat.
Harapan tertinggi adalah agar Bank Tanah tak hanya ideal secara teori, tetapi benar-benar berfungsi sebagai lokomotif pengadaan tanah yang sehat, transparan, dan berkapabilitas tinggi.
Sebab, tanpa lahan yang jelas dan bersih dari sengketa, proyek pembangunan apa pun tidak akan dapat berjalan. Tanah adalah dasar dari segalanya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI