Mohon tunggu...
Kens Hady
Kens Hady Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang yang biasa, yang kadang suka menulis

Black Dew

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tertipu si Anak Gadis

30 Desember 2015   22:01 Diperbarui: 30 Desember 2015   23:39 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Ayo berangkat.. berangkat....!”

 

Rombongan telah masuk.  Jumlah rombongan hampir separoh gerbong.  Perasaan lega memenuhi dada seluruh rombongan. Hampir saja terlambat. Kalau benar terlambat, apa jadinya. Acara lamaran yang harusnya khusuk, juga ada kesakralan harus tertunda. Persiapan yang sudah susah payah dilakukan harus sia sia.

Eh emaknya Rahmad, kenapa sih mau lamaran pake kereta segala. Apa tidak lebih mudah pake mobil. Khan Emaknya Rahmad ada. Kalaupun kurang tetangga juga banyak yang punya.” Tanya seorang bapak yang merupakan orang yang dituakan dalam rombongan.

Tuh, Pak Udin tanya, kenapa.” Emaknya Rahmad tidak menjawab tapi menyuruh Rahmad sendiri yang jawab.

“Gpp kok, bukan masalah apa, Cuma pengin beda aja. Kalau orang biasanya khan pakai mobil, yang keliatan mewah tapi ternyata minjem, kayaknya saya pikir lebih baik pakai kereta. Karena saya sehari harinya pakai kereta. Biar keluarga sana bisa melihat saya apa adanya, Pak.” Rahmad menjawa dengan senyum malu.

“Oalahh… Gitu… Bagus.. bagus, maksud kamu bagus Rohmad, meskipun tadi bikin deg-degan semuanya, khawatir telat keretanya. “  Gelak tawa berderai..

“Pasti gara-gara dandannya  lama…” Seru seseorang. Riuh tawa kembali terdengar.

Rahmad tersenyum. Tersipu malu.

 

Keretapun melaju dengan tenang. Sesuai jadwal, kereta sampai di tujuan.  Rombongan segera keluar stasiun. Dan ternyata sudah ada satu dua orang yang menyambut, untuk menuntun ke rumah yang akan didatangi. Hanya keluar dari gerbang stasiun beberapa meter, lalu masuk  ke sebuah jalan cukup lebar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun