Perlita tiba-tiba terdiam, dia begitu takut tanpa sebab, orang-orang yang ia lihat satu persatu memang baik, tapi bila orang itu berkumpul semua seperti orang-orang jahat termasuk Pak Darfis.
“Perlita, ada apa?”
“Perlita cantik, apa kamu sakit?”
“Kenapa semua menakutkan? Siapa mereka? Aku takut! Aku takut!” Ucap Perlita dalam hati.
Semua orang langsung bergerumbul menatap Perlita terus menatap dengan pandangan khawatir, namun Perlita kecil hanya menunduk, tak mau menatap wajah mereka, semua orang terlihat begitu jahat, saat menatapnya. Tapi tiba-tiba saja semua orang mulai menjauhinya dan suara sang ibu mulai mendekati Perlita.
“Perlita sayang, kau tak apa?” Tanya sang Ibu sembari mengangkat wajah Perlita kecil yang ketakutan.
“Mama!!! AKU TAKUT!!!” Teriak Perlita.
“Kamu takut kenapa sayang?”
“Orang-orang jahat!!”
“Tenang sayang Ibu ada disini, kamu baik-baik saja, Ayo ibu gendong, kita pulang, ya?” Ucap Sang Ibu.
“IYA! MAMA!!!” Perlita sangat senang saat ibunya mengangkatnya, menatap wajah sang ibu yang selalu tersenyum, merekapun meninggalkan sekolahan.
Sesampainya dirumah Perlita diberikan sebuah kado oleh sang Ibu, “Perlita, kamu jangan takut terus, matamu itu sebenarnya cantik, jadi sekarang Mama kasih kamu kado…”