“KLIIIIIK!!!!” Perlita menggunakan ponselnya untuk memotret kelaukan Aubrey yang sedang sibuk menggeledah tas Perlita. “Aubrey, suka menggeledah tas, cewek…”
“ARGGGHHHH!!!” Teriak Aubrey terkagetkan dengan kelakuan Perlita dari belakang.
“Tak kusangka, aku mendapat bukti, dan foto yang bagus…” Perlita melangkah menuju Aubrey.
“Aku sangat marah padamu, Aubrey!! Kau boleh saja, mencari kelemahanku, tapi berbeda bila kau memanfaatkan cewek yang suka padamu!!!” Perlita mendekatkan wajahnya kehadapan Aubrey,
“Hemm, perkataan yang bagus untuk orang yang tidak mengerti tentang perasaan dan cinta sepertimu Perlita.” Perlita hanya terdiam mendengar perkataan Aubrey, “Itu benar, karena itu aku mencoba untuk mengerti…”
“Jangan lupa ciuman kemarin sempat tertunda, kan Aubrey!!”
Aubrey terdiam, ia tahu keseriusan dari wajah Perlita, ia masih belum bisa menemukan kelemahan Perlita agar gadis cina itu menjauh darinya, cara satu-satunya adalah menyelesaikan semuanya dengan cepat.
“Aku tau, hanya melakukannya, kan?” Aubrey segera memojokkan Perlita di tembok gudang tua, semakin dekat, dan sangat dekat, tubuh, dan wajah mereka berhadapan, mengalunkan detakan jantung yang mulai seirama, melodi-melodi dengan rytme yang sama, aliran darah mengalir cepat, jantung memompa lebih cepat dari sebelumnya.
Tatapan mata Perlita dibalik lensa tipisnya.
“Tutup matamu!” Pinta Aubrey
Perlita mengikuti apa yang dikatakan Aubrey, “Aku cuma bisa mendengar nafas yang lembut, antara dia dan aku, hanya dengan itu sudah memberitahu kalau dia mendekatiku, dan bibirnya akan…”
Hening….