" badan Lo Panas Din !!!, Andre tolongin cepetan !!!" Septi panik begitu tahu suhu badanku.
Buru-buru Andre memarkir lagi sepeda motornya hendak menolong, belum sempat meraih pundakku yang dipegangi Septi, tiba-tiba pandanganku buram, terkulai Lemas aku jatuh dengan Septi yang masih memegangi badanku, saat hendak aku menutup mata samar-samar dari jauh aku melihat ke arah gedung A yang dekat dari parkiran motor waktu itu hampir malam tapi masih terlihat jelas tepat dilantai 3 sebuah sosok menempel tepat didinding gedung seperti cecak tapi bukan, tidak mungkin cecak sebesar itu, aku yakin itu dia makhluk yang merayap mengintai dibalik bayangan dengan jari-jari panjangnya. Aku pingsan, di saat aku pingsan aku mengingat perkataan terakhir pak Samad sebelum pamit.
" Mereka memang sengaja menampakkan dirinya di depan nak Dinda, tidak semua iseng dan jahat tapi ada beberapa yang punya maksud tertentu untuk mendekati nak Dinda ke depannya ! "
Merayap-selesai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H