Â
     Untuk sesaat, Aya memperhatikan ayahnya yang tampak menunduk ketakutan dengan wajah tak berdaya. Suasana hening terasa. Yang terdengar hanya suara Shiro yang asyik menghabiskan makanannya.
Â
     Tak lama Aya menghela nafas panjang dan bertanya lembut pada ayahnya,
Â
     "Ayah kenapa mau kerja lagi? Bukankah Ayah sudah janji sama Aya, kalau tidak kerja lagi. Ayah harus lebih banyak istirahat. Kesehatan Ayah tidak baik. Kalau Ayah sakit lagi bagaimana? Ayah mau lihat Aya dan Shiro sedih?" tanya Aya lembut.
Â
     Pak Maman menggeleng pelan,
Â
     "Ayah tidak mau bikin Aya sedih. Ayah hanya mau bantuin Aya. Aya kerja dari pagi sampai malam. Aya juga mesti ke sekolah. Di rumah masih harus ngurus Ayah dan Shiro" Air mata terlihat mengalir dari wajah Pak Maman, "Ayah sedih. Ayah sediiih sekali karena tidak bisa bantuin Aya" Pak Maman mencoba menghapus air mata dengan lengan bajunya, "Aya kalau terus begini juga bisa sakit. Kalau Aya sakit, Ayah dan Shiro akan sedih. Lalu ibu akan marah pada Ayah" isak Pak Maman.
Â