"Ma, maafkan Metta. Metta tidak makan, tidak minum dari kemarin. Metta mau makan." ucap Metta.
"Kenapa kamu tidak makan dan minum? Nanti kalau kamu kenapa-kenapa Mama harus gimana? Lain kali jangan membuat Mama sedih begini ya. Mama sangat sedih melihat kamu sakit." jawab Mamanya kaget. Kemudian Mamanya mengambilkan makan dan minum untuk Metta. Mama membawakan makanan kesukaan Metta yaitu bubur ayam dan jus apel. Metta makan dengan sangat lahap. Metta menghabiskan makanannya hanya dalam waktu 1 menit karena rasa laparnya. Mama sangat senang melihat Metta menghabiskan makanannya dengan sangat bersih. Setelah selesai makan Metta mulai kumat lagi. Metta kembali menanyakan apakah ia boleh pergi ke Candi Borobudur. Mamanya hanya terdiam. Mama merenung sebentar dan menjawab.
"Maafkan Mama ya Metta. Kemarin itu Mama lagi ngantuk banget. Seharusnya kamu tidak melakukan itu. Mama akan mengajakmu ke Candi Borobudur kok." Mamanya berbohong kepada Metta. Mama hanya ingin membuat Metta senang.
"Benar Ma? Yey!!! Terima kasih Ma!" jawab Metta senang.
Mama berbohong juga mempunyai alasan. Mama tidak mau melelahkan suami nya untuk mengantarkan satu keluarga ke Candi Borobudur. Apalagi saat ini suaminya sedang sakit. Ia tidak mau penyakit suaminya tambah parah. Metta belum mengetahui hal ini. Papanya jarang sekali pergi kerja akhir-akhir ini. Papanya hanya menutupi Metta. Tapi Mamanya tau hal ini tidak akan bertahan lama. Pasti anaknya bisa tau hal ini.
2 hari kemudian. Hari ini hari keluarnya Metta dari rumah sakit. Mama dan bibi menyiapkan masakan yang enak yang berprotein, bergizi, dan tidak berlemak untuk Metta. Metta sangat senang bisa keluar dari rumah sakit. Seumur hidup Metta baru pertama kali dirawat dirumah sakit. Kesegaran di rumah sendiri berbeda dengan di rumah sakit. Dirumah Metta bisa menghirup udara yang segar di halaman rumahnya. Tetapi kalau di rumah sakit, ia hanya bisa berbaring diatas kasur putih. Metta sudah tidak sabar untuk pergi ke Candi Borobudur. Rembulan yang indah kembali menyinari kamar Metta. Benda-benda yang kecil diatas langit berkedip-kedip. Metta sangat ingin mengambil bintang. Dimalam hari, Metta menyanyikan lagu "bintang kecil".
"Bintang kecil, di langit yang biru
Amat banyak, menghias angkasa
Aku ingin, terbang dan menari
Jauh tinggi, ke tempat kau berada"
Cita-cita Metta ingin menjadi penyanyi yang selalu naik daun. Hobi Metta yaitu bernyanyi. Tidak ada 1 hari yang tidak diisi dengan bernyanyi. Nyanyian Metta juga sangat merdu, kata orang saja, nyanyian Metta bisa membuat orang terlelap. Metta sangat menyukai bulan dan bintang, setiap malam Metta selalu pergi ke luar untuk melihat langit yang hitam kebiruan. Metta menyukai semua yang ada diatas langit dan angkasa. Tak lama kemudian Metta terlelap dikasur yang empuk. Metta bermimpi dirinya terbang diatas langit dengan sayap peri yang indah. Metta terbang diatas kasur. Didalam mimpinya ia melihat kerlap-kerlip bintang dan rembulan yang menyinari bumi. Ia pun terbangun lagi, dan kemudian tertidur lagi. Dan ia bermimpi lagi. Mimpi ini berbeda dengan mimpi yang tadi. Ia bermimpi tentang Ayahnya. Diceritakan didalam mimpi Ayahnya sakit parah, Mamanya tidak memberi tau hal ini. Metta sangat sedih sekali ia menangis sambil tertidur. Saat paginya, Mama dengan wajah heran melihat Metta tidur dengan mengalirkan air mata.