DAMPAK KEBIASAAN MEMBACA BUKU CERITA TERHADAP
KEMAMPUAN LITERASI ANAK USIA DINI
Kaysa Putri Dewi
NIM. 24080100001
kaysaputri28@gmail.com
Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini
Jl. K.H. Ahmad Dahlan, Cireundeu, Kec. Ciputat Tim., Kota Tangerang Selatan, Banten
Abstrak
Kemampuan literasi penting untuk tumbuh kembang anak usia dini, yang mencakup aspek keterampilan mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Literasi merupakan modal anak dalam memahami dan mengekspresikan informasi. Perkembangan kemampuan literasi dipengaruhi oleh stimulasi lingkungan, keluarga serta pendidik. Salah satu cara efektif meningkatkan literasi anak adalah dengan membiasakan membaca buku cerita. Buku cerita dengan bahasa sederhana dan ilustrasi menarik, dapat menarik perhatian dan memotivasi anak untuk membaca. Membaca buku cerita dengan rutin akan memperkaya kosakata, melatih kemampuan berpikir kritis, membangun imajinasi, serta meningkatkan pemahaman anak.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode kajian literatur untuk menganalisis dampak kebiasaan membaca buku cerita terhadap perkembangan literasi anak usia dini. Sumber data diambil dari jurnal, artikel ilmiah, dan buku yang relevan. Berdasarkan analisis, kebiasaan membaca buku cerita secara rutin berdampak positif terhadap empat aspek literasi, mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Membaca buku cerita melatih kemampuan mendengar anak melalui fokus pada alur cerita dan pengenalan kosakata, keterampilan berbicara dilatih melalui penggunaan tata bahasa yang baik dan benar selama belajar. Rutin membaca dapat mempermudah penguasaan kemampuan membaca anak dan merangsang keterampilan menulisnya melalui penyusunan kalimat dan ide secara logis.
Orang tua maupun pendidik selama mendampingi aktivitas membaca anak berperan untuk memaksimalkan manfaat literasi. Pendampingan dapat menciptakan pengalaman belajar interaktif, mempererat ikatan emosional antara anak dengan orang dewasa. Memilih buku cerita yang sesuai dengan usia, minat, dan kebutuhan anak penting untuk meningkatkan motivasi membaca anak, memperluas wawasan dan pemahaman mereka terhadap berbagai aspek kehidupan. Kesimpulan dari kajian ini menekankan pentingnya kolaborasi antara orang tua, pendidik, dan masyarakat dalam membangun budaya membaca sejak dini. Kebiasaan membaca tidak hanya meningkatkan kemampuan literasi anak, tetapi juga mendukung perkembangan kognitif, sosial, dan emosional mereka. Dengan dukungan lingkungan yang kaya literasi, anak akan tumbuh menjadi individu yang cerdas, kreatif, dan memiliki karakter kuat, sehingga lebih siap menghadapi tantangan global di masa depan.
Kata kunci: kebiasaan membaca, buku cerita, literasi, anak usia dini.
Pendahuluan
Kemampuan literasi menjadi salah satu aspek yang krusial bagi tumbuh kembang anak pada usia dini. Literasi tidak sekedar tentang kemampuan membaca maupun menulis, namun juga terkait dengan kemampuan dalam mendengar dan berbicara. Literasi merupakan jalan utama bagi anak untuk memahami berbagai macam informasi guna mendukung proses pembelajarannya di masa mendatang. Salah satu cara efektif dalam menumbuhkan kemampuan literasi anak sejak dini adalah dengan membiasakan membaca buku cerita. Aktivitas dalam membaca buku cerita dapat membantu anak dalam mengeksplorasi dunia melalui imajinasi nya sendiri, memperkaya kosakata, serta mengasah kemampuan berpikir dengan kritis dan kreatif (Marie et al., 2023).
Buku cerita mempunyai keunikan tersendiri bagi anak usia dini karena umumnya dilengkapi dengan ilustrasi yang menarik, alur cerita sederhana, serta bahasa yang mudah dipahami oleh anak. Kebiasaan membaca buku cerita tidak hanya meningkatkan kemampuan membaca bagi anak, namun juga membantu mereka dalam memahami nilai-nilai kehidupan yang disampaikan melalui cerita. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surah Al-'Alaq ayat 1-2: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah." Ayat ini menunjukkan pentingnya membaca sebagai jalan untuk memperoleh ilmu pengetahuan (Vebrianti et al., 2024).
Namun, dalam kenyataannya, kebiasaan membaca buku cerita masih kurang diterapkan dengan konsisten, baik di lingkungan keluarga maupun lembaga pendidikan anak usia dini. Banyak orang tua yang belum sadar akan dampak positif dari kebiasaan membaca bagi anak usia dini ini sehingga, aktivitas membaca belum menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari anak. Padahal, penelitian menunjukkan bahwa anak dengan kebiasaan membaca buku cerita sejak dini cenderung memiliki kemampuan literasi yang lebih baik dibandingkan anak yang tidak memiliki kebiasaan tersebut (Setiani, 2022).
Pendampingan orang tua atau pendidik selama aktivitas membaca sangat penting untuk memaksimalkan manfaat yang diperoleh anak dalam aktivitas membaca. Pendampingan terhadap anak dalam membaca tidak hanya memberikan penjelasan atas cerita yang dibaca, namun juga mempererat hubungan emosional antara anak dan orang tua maupun terhadap pendidik dan lingkungannya. Dengan demikian, membaca buku cerita tidak hanya berdampak pada perkembangan kognitif namun juga terhadap perkembangan sosial dan emosional anak (Sudirman & Trisnawati, 2024).
Melalui kajian literatur ini, diharapkan diperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai dampak kebiasaan membaca buku cerita terhadap kemampuan literasi anak usia dini. Penelitian ini juga memiliki tujuan untuk memberikan rekomendasi bagi orang tua, pendidik, dan pihak terkait agar lebih aktif mendorong kebiasaan membaca anak sejak dini. Langkah ini penting guna mempersiapkan anak sebagai generasi yang cerdas, berpengetahuan, serta memiliki karakter yang baik di masa mendatang.
Kajian Teori
1. Konsep Literasi Anak Usia Dini
Literasi anak usia dini mencakup kemampuan dasar seperti mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut menjadi fondasi penting bagi anak untuk memahami informasi, mengekspresikan diri, dan berinteraksi dengan efektif. Literasi bukan hanya terbatas pada kemampuan mengenal huruf maupun membaca kata-kata, namun juga melibatkan kemampuan mengolah bahasa, membentuk kalimat, serta menyusun ide. Kemampuan tersebut mendukung perkembangan sosial-emosional anak pada usia dini secara aktif, seperti saat bagaimana mereka mampu menyusun kalimat yang lebih panjang dan jelas dalam berkomunikasi (Santos & Fettig, 2016). Aktivitas sehari-hari seperti membaca buku cerita menjadi salah satu cara yang efektif dalam mengasah kemampuan literasi anak. Dengan membaca buku, anak akan mempelajari kosakata baru, struktur kalimat yang lebih kompleks, serta berbagai konsep yang relevan dengan kehidupan. Proses ini tidak akan meningkatkan kemampuan berbahasa saja, namun juga memperluas wawasan serta pemahaman anak tentang dunia sekitarnya.
Selain itu, literasi pada tahap awal kehidupan anak memiliki peran untuk mengasah kemampuan berpikir kritis dan kreatif (Oktariani & Ekadiansyah, 2020). Dengan membaca buku cerita anak tidak hanya memahami teks namun, juga memanfaatkan imajinasi mereka untuk memahami alur cerita dan hubungan antar karakter. Melalui aktivitas membaca buku cerita, anak juga melibatkan imajinasi mereka untuk memahami alur cerita, karakter, serta hubungan di antara keduanya. Kegiatan ini memberikan manfaat secara kognitif maupun emosional. Dari sisi kognitif, anak belajar menginterpretasikan informasi dan membangun pemahaman yang lebih mendalam. Sementara itu, dari sisi emosional, anak diajak untuk mengenali berbagai perasaan dan emosi yang muncul melalui kisah yang dibacanya, sehingga membantu mereka mengembangkan empati dan pemahaman terhadap diri sendiri maupun orang lain.
2. Teori Perkembangan Kognitif dan Literasi
Menurut teori perkembangan kognitif Piaget, anak usia dini berada pada tahap pra-operasional, di mana anak akan belajar memahami dunia melalui simbol, gambar, dan bahasa (Marinda, 2020). Pada tahap ini, buku cerita memiliki fungsi sebagai alat yang efektif untuk mendukung perkembangan kemampuan kognitif anak. Pada buku cerita terdapat ilustrasi yang menarik, bahasa yang mudah dipahami, serta alur cerita yang dekat dengan kehidupan anak, untuk membantu mereka dalam memahami konsep dasar seperti objek, hubungan sebab-akibat, dan simbolisme secara lebih mudah dan menyenangkan.
Selain itu, teori konstruktivisme yang dikemukakan oleh Bruner menekankan pentingnya lingkungan belajar yang mendukung terhadap eksplorasi dan interaksi (Nasution et al., 2024). Sehingga, dalam konteks ini kegiatan membaca bersama orang tua atau pendidik berperan penting untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih dinamis. Anak tidak hanya menerima informasi secara pasif, namun juga terlibat dalam proses dialog, bertanya, dan mengeksplorasi lebih jauh tentang isi cerita. Interaksi ini tidak hanya memperkuat keterampilan literasi anak, tetapi juga mempererat hubungan emosional yang terjadi diantara anak dan orang dewasa yang dapat mendukung perkembangan sosial dan emosional anak.
3. Pengaruh Kebiasaan Membaca Buku Cerita
Kebiasaan membaca buku cerita berdampak positif dan signifikan terhadap kemampuan literasi pada anak usia dini. Penelitian menunjukkan bahwasanya anak yang secara rutin membaca buku cerita akan memiliki kosakata yang jauh lebih luas dan memiliki keterampilan komunikasi yang lebih baik. Selain itu, buku cerita akan menjadi sarana yang efektif untuk mengenalkan nilai-nilai moral, sosial, dan budaya yang penting dalam kehidupan sehari-hari (Aulinda, 2020).
Melalui kebiasaan membaca, anak juga mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Mereka belajar memahami alur cerita, memprediksi kejadian selanjutnya, dan merenungkan makna dari cerita yang mereka baca. Rutinitas membaca bersama orang tua atau pendidik memperkuat dampak ini dengan menciptakan suasana yang menyenangkan dan mendukung perkembangan holistik anak (Santos & Fettig, 2016).
Metode
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode kajian literatur untuk menganalisis dampak kebiasaan membaca buku cerita terhadap kemampuan literasi anak usia dini. Dalam penelitian ini, data yang digunakan bersumber dari berbagai literatur, seperti jurnal ilmiah, buku, laporan penelitian, dan artikel terpercaya yang relevan dengan topik. Kajian literatur bertujuan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, dan menganalisis temuan-temuan yang telah ada terkait dengan pengaruh aktivitas membaca buku cerita terhadap perkembangan literasi anak. Aspek literasi yang dianalisis mencakup mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis (Oktariani & Ekadiansyah, 2020).
Proses analisis dilakukan dengan seleksi dan sintesis informasi dari literatur yang relevan untuk memperoleh gambaran komprehensif mengenai hubungan antara kebiasaan membaca buku cerita dan perkembangan literasi anak usia dini. Dalam hal ini, peneliti memilih literatur yang memiliki kredibilitas tinggi untuk memastikan keakuratan dan relevansi temuan yang diperoleh (Putri et al., 2024). Hasil dari kajian literatur ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam mengenai dampak positif dari kebiasaan membaca buku cerita terhadap kemampuan literasi anak dan memberikan rekomendasi untuk pengembangan pendidikan anak usia dini.
Hasil dan Pembahasan
1. Dampak Kebiasaan Membaca pada Kemampuan Mendengarkan
Membaca buku cerita secara rutin memiliki dampak yang signifikan terhadap kemampuan mendengar pada anak usia dini. Ketika anak mendengarkan cerita, mereka akan mencoba untuk fokus pada alur cerita, mengidentifikasi informasi yang penting, serta memahami emosi yang terkandung di dalam cerita. Proses tersebut dapat melatih anak untuk lebih aktif dalam menerima informasi dan terbiasa menangkap pesan yang didapat, yang penting bagi perkembangan pemahaman serta pemrosesan informasi mereka. Aktivitas ini meningkatkan konsentrasi anak, kemampuan mendengar dengan lebih baik, dan respons yang tepat terhadap cerita yang didengar (Asmaiyah & Khotimah, 2023).
Selain itu, kemampuan mendengarkan anak juga berkembang melalui diskusi setelah membaca cerita. Anak yang berbicara tentang cerita yang baru dibaca akan belajar dalam mengorganisir pikiran mereka dengan lebih sistematis. Hal ini mengajarkan anak untuk merespons dengan terstruktur dan fokus terhadap berbagai elemen cerita, seperti karakter atau tema utama. Kebiasaan ini bukan melatih kemampuan mendengarkan saja, namun juga memperkuat keterampilan berbicara dan berkomunikasi. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini turut mendukung perkembangan keterampilan kognitif anak.
Pentingnya kemampuan mendengar pada anak terletak pada pengaruh terhadap konsentrasi dan perhatian anak di berbagai situasi yang mereka hadapi. Anak yang terbiasa mendengar cerita dengan fokus akan lebih mudah mengikuti instruksi verbal dari orang tua atau pendidik dalam kegiatan belajarnya. Ini menggambarkan bahwa kebiasaan mendengarkan cerita berdampak jangka panjang terhadap kemampuan anak dalam memahami informasi verbal serta meningkatkan keterampilan sosial mereka dalam berinteraksi dengan orang lain (Rahma et al., 2022).
2. Peningkatan Kemampuan Berbicara
Membaca buku cerita dengan rutin akan berdampak positif yang signifikan terhadap perkembangan kemampuan berbicara anak. Buku cerita mengenalkan kosakata baru dan struktur kalimat yang lebih kompleks, sehingga dapat memperkaya perbendaharaan kosa-kata pada anak. Dengan mendengarkan atau membaca cerita, anak belajar bagaimana berbagai kata digunakan dalam bermacam konteks yang dapat memperluas pemahaman bahasa mereka dan pada akhirnya meningkatkan keterampilan berbicara mereka. Anak-anak yang dengan cerita dalam bahasa yang beragam cenderung lebih fasih berbicara dan lebih efektif dalam berkomunikasi (Hotmaria Panjaitan et al., 2024).
Selain itu, membaca buku cerita dapat mendorong anak untuk menceritakan kembali cerita yang telah mereka baca, memberikan mereka latihan secara langsung dalam menyusun narasi. Ketika anak-anak berusaha mengulang cerita dengan kata-kata mereka sendiri, mereka belajar mengorganisasi ide, menyusun kalimat, dan menyampaikan gagasan secara jelas dan terstruktur. Proses ini membantu membangun rasa percaya diri anak dalam berbicara di depan orang lain. Anak-anak yang terlah terbiasa menceritakan kembali cerita yang mereka baca, akan cenderung lebih terampil dalam berbicara dengan cara yang lebih terstruktur, yang bermanfaat dalam interaksi sosial dan kegiatan pendidikan mereka.
Kebiasaan membaca dan menceritakan kembali juga mengajarkan anak tentnag bagaimana berinteraksi dengan orang lain menggunakan bahasa. Anak yang terbiasa berbicara tentang cerita yang telah mereka baca akan lebih mudah berkomunikasi dengan teman sebaya atau orang dewasa, serta lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapat ataupun ide mereka. Dengan demikian, kebiasaan membaca buku cerita tidak hanya mendukung perkembangan kemampuan berbicara, namun juga meningkatkan keterampilan sosial dan kepercayaan diri anak dalam berbagai situasi.
3. Pengaruh pada Kemampuan Membaca
Membaca buku cerita secara rutin memberikan dampak yang sangat positif terhadap kemampuan membaca anak, terutama dalam hal mengenal huruf, kata, dan struktur bahasa. Buku cerita yang sederhana dengan teks yang dilengkapi ilustrasi-ilustrasi menarik akan memudahkan anak untuk mengenali huruf dan kata. Ilustrasi yang mendukung teks juga membantu anak dalam memahami konteks cerita, menjadikan proses belajar membaca lebih menyenangkan. Anak-anak yang terbiasa membaca secara teratur cenderung lebih cepat memahami konsep dasar membaca, seperti mengenali pola kata, membaca dari kiri ke kanan, dan memahami arti kata-kata yang mereka baca (Kuswinah, 2024).
Kebiasaan membaca juga mengenalkan anak pada berbagai jenis teks, memberikan mereka pengalaman dalam memahami konteks kalimat dan cerita secara keseluruhan. Dengan mengenal berbagai jenis teks, anak-anak mulai mengembangkan kemampuan membaca dengan pemahaman yang lebih mendalam. Mereka juga belajar mengenali pola kalimat dan struktur bahasa yang lebih kompleks yang dapat mempersiapkan mereka untuk membaca bacaan yang lebih sulit di kemudian hari. Oleh karena itu, kebiasaan membaca menjadi kunci untuk membangun dasar yang kuat bagi perkembangan literasi anak.
Anak-anak yang terbiasa membaca buku cerita sejak dini cenderung memiliki kemampuan membaca yang lebih baik ketika memasuki usia sekolah. Dengan membaca secara rutin, mereka lebih cepat menguasai keterampilan membaca lebih lanjut, seperti membaca kalimat sederhana dengan mandiri dan peningkatan pemahaman terhadap teks yang lebih panjang. Hal ini memperlihatkan bahwa kebiasaan membaca tidak hanya memiliki dampak positif dalam jangka pendek, tetapi juga memberikan dampak jangka panjang yang mendalam terhadap perkembangan literasi anak yang menjadi fondasi penting bagi kesuksesan akademik mereka di masa depan.
4. Perkembangan Kemampuan Menulis
Kebiasaan membaca buku cerita memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kemampuan menulis anak. Anak yang sering membaca akan lebih terbiasa dengan berbagai bentuk tulisan dan struktur kalimat sehingga membantunya memahami bagaimana kata-kata dan kalimat disusun dalam sebuah teks. Melalui pembacaan cerita anak akan mengenal cara penulisan narasi yang jelas dan sistematis, yang dapat mereka terapkan saat menulis secara individual. Aktivitas membaca juga dapat merangsang anak untuk menulis dengan lebih terstruktur dan kreatif, mulai dari menulis kata-kata sederhana hingga menyusun kalimat atau cerita yang lebih panjang (Oktafiani et al., 2023).
Selain itu, membaca buku cerita juga memperkaya imajinasi anak dan memberikan contoh yang konkret mengenai cara menyampaikan ide atau cerita kedalam bentuk tertulis. Ketika anak membaca berbagai jenis cerita, mereka belajar bagaimana mengungkapkan perasaan, menggambarkan karakter, dan menggali tema cerita lebih dalam. Hal ini memfasilitasi pengembangan keterampilan menulis dikarenakan anak yang terpapar berbagai cerita dapat menyalurkan imajinasi mereka ke dalam bentuk tulisan dengan cara yang lebih bebas dan kreatif. Seiring waktu, kebiasaan ini dapat membantu anak menyusun tulisan yang lebih kompleks dan mengungkapkan ide dengan lebih jelas.
Kebiasaan membaca sejak dini juga membantu anak mempelajari elemen-elemen penting dalam menulis seperti tata bahasa, ejaan, dan juga tanda baca. Anak-anak yang sering membaca tulisan yang baik dan benar melalui buku cerita akan mudah dalam menyerap aturan dasar penulisan yang benar. Kebiasaan ini juga mempersiapkan mereka untuk mengatasi kesulitan menulis di masa depan karena mereka telah memiliki dasar yang kuat dalam mengenal struktur kalimat dan gaya penulisan yang tepat. Dengan demikian, membaca buku cerita menjadi salah satu cara yang efektif dalam mendukung perkembangan kemampuan menulis anak.
5. Peran Ilustrasi dalam Menarik Minat Anak
Ilustrasi yang menarik dalam buku cerita memiliki peran yang krusial dalam menarik minat anak dalam membaca dan mendukung proses pembelajaran mereka. Gambar-gambar dalam buku tidak hanya mempercantik tampilan, namun juga memiliki fungsi untuk memperjelas alur dan membantu anak dalam memahami konteks secara lebih baik. Ilustrasi yang menarik dapat membuat anak lebih tertarik untuk membaca dan mengikuti cerita, serta berfungsi sebagai penghubung secara visual antara teks dan cerita yang dibaca sehingga memudahkan anak untuk mencerna dan mengingat informasi didapatkan (Hindasah et al., 2023).
Ilustrasi dengan beragam warna dan detail dapat merangsang imajinasi anak, memungkinkan mereka membayangkan adegan-adegan atau karakter dalam cerita dengan lebih vivid. Hal ini penting untuk mengembangkan kreativitas anak karena, gambar memberikan gambaran visual yang mendalam tentang cerita yang membantu mereka berpikir lebih kreatif dan mengembangkan imajinasi. Anak-anak yang terbiasa melihat ilustrasi dalam buku cerita akan lebih tertarik untuk mengeksplorasi cerita secara lebih mendalam yang dapat memperkuat pemahaman mereka terhadap isi cerita.
Ilustrasi juga memiliki fungsi guna membangun daya tarik visual yang membantu anak untuk tetap fokus dan menikmati proses membaca. Gambar-gambar yang menarik memungkinkan anak lebih mudah terlibat dengan cerita, menjadikan mereka lebih termotivasi untuk melanjutkan membaca. Buku cerita yang dilengkapi ilustrasi yang sesuai juga dapat mengubah pengalaman membaca anak menjadi suatu hal yang menyenangkan sekaligus mendidik, dan juga mengembangkan keterampilan literasi anak. Oleh karena itu, ilustrasi yang tepat sangat penting dalam meningkatkan minat baca anak dan mendukung pemahaman serta keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran melalui cerita.
Kesimpulan
 Kebiasaan membaca buku cerita memiliki dampak yang sangat positif terhadap perkembangan kemampuan literasi anak usia dini. Melalui kebiasaan ini, anak-anak dapat meningkatkan keterampilan dalam empat aspek literasi utama, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Buku cerita yang menarik, baik dari segi ilustrasi maupun bahasa, tidak hanya memperkaya kosakata dan keterampilan komunikasi anak, tetapi juga mendukung pengembangan kognitif dan kreatifitas mereka. Selain itu, keterlibatan orang tua atau pendidik dalam mendampingi anak saat membaca turut memperkuat dampak positif ini. Dengan demikian, kebiasaan membaca buku cerita sejak dini perlu diperkuat melalui kolaborasi antara orang tua, pendidik, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan literasi anak.
Daftar Pustsaka
Asmaiyah, N., & Khotimah, N. (2023). Pengaruh Kegiatan Literasi Melalui Read aloud Buku Bacaan Bergambar terhadap Perkembangan Bahasa dan Kognitif pada Anak Kelompok B di Taman Kanak-Kanak. EDUKASIA: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 4(2), 2615--2628. http://jurnaledukasia.org
Aulinda, I. F. (2020). Menanamkan Budaya Literasi Pada Anak Usia Dini di Era Digital. Tematik: Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Pendidikan Anak Usia Dini, 6(2), 88--94.
Hindasah, S., Haryana, W., & Abstrak, A. I. (2023). Peran Ilustrasi dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa Sekolah Dasar. WIDYACARYA: Jurnal Pendidikan, Agama Dan Budaya, 7(1), 1--6. http://jurnal.stahnmpukuturan.ac.id/index.php/widyacarya/index
Hotmaria Panjaitan, Katrina Silitonga, Rodearni Hutahaean, & Mei Lastri Butar butar. (2024). Pentingnya Penerapan Literasi Membaca untuk Meningkatkan Berbahasa dan Menulis Bagi Anak Usia Dini. Harmoni Sosial: Jurnal Pengabdian Dan Solidaritas Masyarakat, 1(3), 103--109. https://doi.org/10.62383/harmoni.v1i3.346
Kuswinah. (2024). Pengaruh Media Buku Cerita Bergambar terhadap Literasi Baca Tulis pada Anak Usia 4-5 Tahun di Paud Tunas Bangsa 02 Sadabumi Kuswinah. JOECIE, 2(2), 105--110. https://journal.stai-muafi.ac.id
Marie, J., Raja, B., Fahik, M. P., Putu, I., Negara, Y., Pura, D., Raya, J., Luwih, P., Dalung, T., & Utara, K. (2023). Pentingnya Edukasi Literasi Anak Diusia Dini. Prosiding SINAPTEK, 6(2023), 127--135.
Marinda, L. (2020). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget dan Problematikanya pada Anak Usia Sekolah Dasar. An-Nisa': Jurnal Kajian Perempuan & Keislaman, 13(1), 116--155.
Nasution, F., Siregar, Z., Siregar, R. A., & Manullang, Z. A. (2024). Pembelajaran dan Kontruktivis. Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 1(12), 837--841. https://doi.org/10.5281/zenodo.10465606
Oktafiani, D., Wiranti, D. A., & Munir, M. M. (2023). Hubungan Kebiasaan Membaca terhadap Keterampilan Menulis Cerpen Kelas VI SD Negeri 3 Dorang Jepara. JPBSI Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 14(1), 1--7. https://doi.org/10.23887/jpbsi.v14i1.73720
Oktariani, & Ekadiansyah, E. (2020). The Role of Literacy in the Development of Critical Thinking. Jurnal Penelitian Pendidikan, Psikologi Dan Kesehatan (J-P3K), 1(1), 23--33. www.jurnalp3k.com/index.php/J-P3K/index
Putri, I. T. A., Agusdianita, N., & Desri. (2024). Literasi dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sekolah Dasar Era Digital. Social, Humanities, and Educational Studies. SHEs: Conference SeriesSHEs: Conference Series, 7(3), 2057--2066. https://jurnal.uns.ac.id/shes
Rahma, A., Aprilia, P. D., Nuari, P. A., Rahmadian, R., Fatmawati, R. F., & Lestari, S. A. (2022). Aspek Kemampuan Menyimak Anak Usia Dini. Jurnal PAUD Emas, 1(2), 18--27.
Santos, R. M., & Fettig, A. (2016). Helping Families Connect Early Literacy with Development. 67(2), 88--93.
Setiani, R. (2022). Penyebab Rendahnya Kemampuan Literasi Anak Kelas III di SD Negeri 24 Kota Bengkulu. Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno.
Sudirman, I. N., & Trisnawati, N. K. (2024). Pendampingan Kegiatan Membaca Untuk Meningkatkan Literasi dan Minat Baca Siswa di Sekolah Dasar 4 Cempaga. Madaniya, 5(4), 1737--1746. https://madaniya.biz.id/journals/contents/article/view/983
Vebrianti, Warif, M., & Malik, A. (2024). Upaya Guru dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur'an pada Anak Usia Dini di Taman Kanak-Kanak (TK) Pertiwi Ranting. Al-Manar: Jurnal Ilmiah (Pengkajian Pendidikan, Hukum Dan Kemasyarakatan, 1(1), 70--81.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI