Membaca buku cerita secara rutin memiliki dampak yang signifikan terhadap kemampuan mendengar pada anak usia dini. Ketika anak mendengarkan cerita, mereka akan mencoba untuk fokus pada alur cerita, mengidentifikasi informasi yang penting, serta memahami emosi yang terkandung di dalam cerita. Proses tersebut dapat melatih anak untuk lebih aktif dalam menerima informasi dan terbiasa menangkap pesan yang didapat, yang penting bagi perkembangan pemahaman serta pemrosesan informasi mereka. Aktivitas ini meningkatkan konsentrasi anak, kemampuan mendengar dengan lebih baik, dan respons yang tepat terhadap cerita yang didengar (Asmaiyah & Khotimah, 2023).
Selain itu, kemampuan mendengarkan anak juga berkembang melalui diskusi setelah membaca cerita. Anak yang berbicara tentang cerita yang baru dibaca akan belajar dalam mengorganisir pikiran mereka dengan lebih sistematis. Hal ini mengajarkan anak untuk merespons dengan terstruktur dan fokus terhadap berbagai elemen cerita, seperti karakter atau tema utama. Kebiasaan ini bukan melatih kemampuan mendengarkan saja, namun juga memperkuat keterampilan berbicara dan berkomunikasi. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini turut mendukung perkembangan keterampilan kognitif anak.
Pentingnya kemampuan mendengar pada anak terletak pada pengaruh terhadap konsentrasi dan perhatian anak di berbagai situasi yang mereka hadapi. Anak yang terbiasa mendengar cerita dengan fokus akan lebih mudah mengikuti instruksi verbal dari orang tua atau pendidik dalam kegiatan belajarnya. Ini menggambarkan bahwa kebiasaan mendengarkan cerita berdampak jangka panjang terhadap kemampuan anak dalam memahami informasi verbal serta meningkatkan keterampilan sosial mereka dalam berinteraksi dengan orang lain (Rahma et al., 2022).
2. Peningkatan Kemampuan Berbicara
Membaca buku cerita dengan rutin akan berdampak positif yang signifikan terhadap perkembangan kemampuan berbicara anak. Buku cerita mengenalkan kosakata baru dan struktur kalimat yang lebih kompleks, sehingga dapat memperkaya perbendaharaan kosa-kata pada anak. Dengan mendengarkan atau membaca cerita, anak belajar bagaimana berbagai kata digunakan dalam bermacam konteks yang dapat memperluas pemahaman bahasa mereka dan pada akhirnya meningkatkan keterampilan berbicara mereka. Anak-anak yang dengan cerita dalam bahasa yang beragam cenderung lebih fasih berbicara dan lebih efektif dalam berkomunikasi (Hotmaria Panjaitan et al., 2024).
Selain itu, membaca buku cerita dapat mendorong anak untuk menceritakan kembali cerita yang telah mereka baca, memberikan mereka latihan secara langsung dalam menyusun narasi. Ketika anak-anak berusaha mengulang cerita dengan kata-kata mereka sendiri, mereka belajar mengorganisasi ide, menyusun kalimat, dan menyampaikan gagasan secara jelas dan terstruktur. Proses ini membantu membangun rasa percaya diri anak dalam berbicara di depan orang lain. Anak-anak yang terlah terbiasa menceritakan kembali cerita yang mereka baca, akan cenderung lebih terampil dalam berbicara dengan cara yang lebih terstruktur, yang bermanfaat dalam interaksi sosial dan kegiatan pendidikan mereka.
Kebiasaan membaca dan menceritakan kembali juga mengajarkan anak tentnag bagaimana berinteraksi dengan orang lain menggunakan bahasa. Anak yang terbiasa berbicara tentang cerita yang telah mereka baca akan lebih mudah berkomunikasi dengan teman sebaya atau orang dewasa, serta lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapat ataupun ide mereka. Dengan demikian, kebiasaan membaca buku cerita tidak hanya mendukung perkembangan kemampuan berbicara, namun juga meningkatkan keterampilan sosial dan kepercayaan diri anak dalam berbagai situasi.
3. Pengaruh pada Kemampuan Membaca
Membaca buku cerita secara rutin memberikan dampak yang sangat positif terhadap kemampuan membaca anak, terutama dalam hal mengenal huruf, kata, dan struktur bahasa. Buku cerita yang sederhana dengan teks yang dilengkapi ilustrasi-ilustrasi menarik akan memudahkan anak untuk mengenali huruf dan kata. Ilustrasi yang mendukung teks juga membantu anak dalam memahami konteks cerita, menjadikan proses belajar membaca lebih menyenangkan. Anak-anak yang terbiasa membaca secara teratur cenderung lebih cepat memahami konsep dasar membaca, seperti mengenali pola kata, membaca dari kiri ke kanan, dan memahami arti kata-kata yang mereka baca (Kuswinah, 2024).
Kebiasaan membaca juga mengenalkan anak pada berbagai jenis teks, memberikan mereka pengalaman dalam memahami konteks kalimat dan cerita secara keseluruhan. Dengan mengenal berbagai jenis teks, anak-anak mulai mengembangkan kemampuan membaca dengan pemahaman yang lebih mendalam. Mereka juga belajar mengenali pola kalimat dan struktur bahasa yang lebih kompleks yang dapat mempersiapkan mereka untuk membaca bacaan yang lebih sulit di kemudian hari. Oleh karena itu, kebiasaan membaca menjadi kunci untuk membangun dasar yang kuat bagi perkembangan literasi anak.
Anak-anak yang terbiasa membaca buku cerita sejak dini cenderung memiliki kemampuan membaca yang lebih baik ketika memasuki usia sekolah. Dengan membaca secara rutin, mereka lebih cepat menguasai keterampilan membaca lebih lanjut, seperti membaca kalimat sederhana dengan mandiri dan peningkatan pemahaman terhadap teks yang lebih panjang. Hal ini memperlihatkan bahwa kebiasaan membaca tidak hanya memiliki dampak positif dalam jangka pendek, tetapi juga memberikan dampak jangka panjang yang mendalam terhadap perkembangan literasi anak yang menjadi fondasi penting bagi kesuksesan akademik mereka di masa depan.