Orang lain menghina saya, mungkin saya masih bisa diam. Namun bila ada yang menghina Ibu pasti saya tak akan terima. Karena Ibu tidak layak ada yang menghina.
Â
Mengajar Melalui DongengÂ
Di masa kecil hidup di kampung menjelang senja kami sudah berkumpul di kamar dengan penerangan pelita. Jangan bicara televisi, radio pun takada. Tidak ada hiburan sama sekali. Hanya sunyi.Â
Beruntunglah saya masih memiliki Ibu yang pandai mendongeng. Boleh dibilang hampir tiap malam menjelang tidur Ibu akan mendongeng. Saya tak bosan walau ada dongeng yang diulang-ulang.Â
Secara tidak langsung melalui dongeng-dongeng itu  Ibu telah mengajarkan tentang nilai-nilai kehidupan.Â
Karena dalam setiap dongeng pasti ada nilainya. Tentang keberanian, kejujuran, kesetiaan dan masih banyak lagi. Kadang juga beliau menyelingi dengan dongeng yang mengundang tawa. Saya sungguh merasa teehibur.Â
Memang semua dongeng yang pernah saya dengar semasa kecil sudah banyak yang lupa, tetapi makna ceritanya masih ada yang tertanam sampai saat ini.Â
Yang selalu saya ingat juga adalah Ibu juga mengajarkan hal yang sederhana tentang keadilan. Ibu memperlakukan lima anaknya dengan sama. Tanpa pilih kasih. Ketika membeli sesuatu, pasti akan membaginya dengan rata.Â
Hal ini tentu membuat kami bisa menerima. Tidak saling berebutan. Yang besar mengambil lebih banyak atau yang kecil minta perlakuan istimewa.Â