Â
"Baiklah. Senang mengetahui kamu sudah bahagia. Sering-sering mengunjungiku. Aku akan senang menaungimu seperti dulu," ujar Pohon sambi mengedipkan mata.
Â
"Tentu. Selamat tinggal dan selamat musim hujan..."
Â
Hujan pun turun satu-satu. Rerumputan menangis haru karena sudah lama tidak bermandi hujan. Baunya lembut mengajakku berdansa dengan iringan seruling bambu. Tempat itu masih seindah dulu.
Â
Kuberitahu padamu sedikit rahasia mengenai tempat itu: ia tetap indah saat panas, maupun dingin. Kemarau maupun hujan. Tapi di antara semuanya, ia menjadi lebih indah, paling indah saat kamu jatuh cinta ;-)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H