Aku menengadah jauh ke atas. Tersenyum lebar. Selebar-lebarnya.
Â
"Pohon yang budiman, aku kembali karena merindukanmu dan teman-temanmu menggugurkan daun kalian. Aku sudah tidak menunggu apa-apa lagi, Pohon. Aku sudah dapatkan apa yang aku cari...
Â
Dan asal kamu tahu ya, Pohon, aku tidak pernah mengintip dari sini..."
Â
Ia sedikit cemberut.
Â
"Aku tidak mengatakanmu mengintip. Aku kan bilang memperhatikan diam-diam."
Â
"Hihihi... Sudahlah. Hmm..Sepertinya aku harus pulang, lihat, langit sudah menghitam. Dedaunan yang jatuh akan basah dan menghitam terinjak kaki-kaki yang berlumur lumpur. Aku tidak suka itu. Aku sebaiknya pulang sekarang. Senang bercakap-cakap denganmu," Aku mengangkat topiku sembari berseri. Topi bundar bersisi lebar, dengan pita merah muda.