Mohon tunggu...
Rizki Subbeh
Rizki Subbeh Mohon Tunggu... Guru - SAYA ADALAH SEORANG GURU

Dekonstruksi Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Senja, Mentari Terbenam

16 Maret 2018   21:45 Diperbarui: 17 Maret 2018   22:53 1406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doc Erika Emilia Lestari

Setiap sore Pak Bambang harus menemui mereka yang sering duduk dan bersantai di tepi pantai yang tidak jauh dari tenda beliau. Hingga motivasi-motivasi yang terucap dari beliau terhadap trio sahabat tersebut bisa diserapnya, melalui profesinya dia mengajarkan bagaimana cara untuk menjadi sukses namun bukan berarti hanya dengan sastra yang bersangkutan dengan karya akan membawanya menjadi sukses, masih banyak jalan menuju hal tersebut. Usaha beliau telah membawa hasil yang sangat mengejutkan, Senja yang tertarik dengan profesi beliau memberikan semangat agar bisa menyetarakan dengan beliau atau bisa melebihinya. 

Kelas 2 SMP mulai lah Senja berkarya hingga puluhan karya puisi yang telah dia buat, melihat semangat Senja Pak Bambang langsung merespon karya yang menurutnya bagus, dengan diam-diam Pak Bambang pergi dan mengambil keseluruhan karya Senja untuk dikirim di sebuah radar ternama di negeri ini. Tidak terasa perkenalan mereka dengan Pak Bambang sudah memakan waktu 6 tahun tepatnya kelas 2 SMA, berkat beliau mereka sekolah hingga SMA, Senja yang bersekolah di SMA PGRI 01 Ayak jurusan Bahasa, Mentari dan Benam di SMKN 01 Ayak dengan jurusan Sekertaris dan TKJ (Teknik Komputer Jaringan). 

Sekolahan trio sahabat itu sangat jauh dari rumah masing-masing sehingga setiap hari mereka harus membawa kendaraan sepeda gunung yang butut. Meski mereka terpisah oleh sekolahan namun persahabatan mereka yang membuat ke eratan terjaga, aktifitas yang mereka lakukan mulai kecil masih tersirat hingga remaja mulai dari bekerja, bersekolah, dan berkumpul di tepi laut pada sore hari. 

Perkenalan Pak Bambang dengan trio sahabat itu membuat dia betah tinggal di pesisir laut meski penelitian beliau selesai 4 tahun lalu tapi beliau masih tetap berada di dekat mereka untuk terus memberi semangat agar kelak bisa merubah kehidupan desa yang di tempatinya. Hari minggu yang sangat menyenangkan bagi trio sahabat itu, dimana mereka bisa bertemu dengan Pak Bambang untuk seharian dan bercerita, mendengarkan motivasi dari beliau. 

Namun ketika mereka menghampiri tenda Pak Bambang ternyata dalam keadaan kosong, dengan bingung mereka mencari kesana kemari namun keberadaannya tidak di temukan. Hingga seminggu mereka tidak pernah bertemu dengan beliau sampai akhirnya sebulan mereka masih belum bertemu, setiap sore trio sahabat mencarinya namun tidak ketemu, pencarian mereka berakhir ketika mereka dipukul dari belakang dengan glintiran koran yang dipegang Pak Bambang. 

Dengan terkejut mereka berbalik arah ternyata Pak Bambang datang, dengan senyum-senyum dia mengajak trio sahabat tersebut santai ditempat biasanya, beliau menjulurkan koran tersebut ke arah Senja. Tidak menunda waktu Senja membukanya, terpampang sebuah karya

"Senja, Mentari terbenam"
Oleh : Senja raditya

Dunia telah banyak anugrah Tuhan yang tidak pernah terlewatkan
Meski terkadang menyakitkan namun bisa menyenangkan
Perjalanan manusia sangat lah panjang tidak bisa diukur dan tidak bisa ditimbang
Menyakitkan  jika dirasakan, coba hilangkan asik akan datang

Prinsip hidup sudah ditunjukkan Tuhan, jika tidak melewatkan
Sadar, tidak tergantung perjalanan jika tersesat akan menyulitkan
Fajar sudah menunjukkan, untuk menerangi dan memberi cahaya umat Tuhan
Gigih tanpa keluh dilewatkan dengan tegar agar mencapai dan dirasakan

Senja memberi tanda bagaimana keindahan
Perlakuan terlihat menyenangkan dengan hasil memuaskan
Tergantung bagaimana mengartikan kehidupan, bahwa hidup sebuah pilihan
Fajar akan terus menerangi keseharian, hingga muncul senja indah kehidupan

terkejutlah Senja melihat sebuah karyanya terbit di radar ternama di negeri ini. "apa ini benar? Pak ini benar karyaku?" tanya Senja terhadap Pak Bambang dengan perasaan yang bercampur aduk. Beliau hanya menganggukkan kepala saja, berebutlah Mentari dan Benam untuk melihat koran tersebut. Setelah dua sahabat membaca karya Senja, mereka memeluk Senja dengan memberi ucapan selamat, tiba-tiba Pak Bambang memberi sebuah rekening BANK diserahkan kepada Senja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun