Wiwi memintaku untuk jalan di depan saat kembali menuju rumah Jason.
"Hey! Ayo, lunch dulu di dalam," ajak Jason ketika kami tiba.Â
"Lain kali. Dia lagi mau makan mie ayam pinggir jalan," tolak Wiwi dengan menunjukku.
"Wow! Street food emang the best," jawabnya dengan tertawa lalu membiarkan kami pergi.
Kami sampai di rumah jam 2 siang lebih. Aku segera mandi, keramas dan tidur karena lelah. Saat sedang terlelap, dari arah dapur tercium wangi masakan sehingga membangunkanku jam 18:30.
"Wi, masak apa?" tanyaku.
Wiwi sejak kecil diajak eyang untuk bantu masak seperti ayah dulu. Lama-lama jadi jago masak.
"Fuyunghai dan sup ayam," jawabnya tanpa menoleh ke arahku. "Nanti habis makan, aku mau petik anggur di atas untuk besok bawa pulang Singapura," lanjutnya dengan menoleh sebentar ke arahku.
Sejak ditanam dia, pohon anggur itu sudah sering berbuah ranum dan manis.
Selesai makan jam 19:20, Wiwi naik ke kebun atas membiarkan aku sendirian membereskan meja dan piring.Â
"Ini aku bawa wadah untuk taruh anggur yang kamu petik," kataku begitu sampai ke kebun atas menyusulnya.