"Pakai masker saat batuk, pilek, bersin meski ringan selama di rumah. Paru mama kamu rentan kena pneumonia. Usahakan tidak membuat dia dan lain tertular karena kamu," kata dokter. Dan nasehat itu saya turuti sejak 2008.
ANAK TIDAK SAYANG KELUARGA
Mama memiliki 3 orang anak dan saya paling bungsu. Saat terkena kanker, hanya saya anak yang sedang kuliah tinggal di rumah.Â
Kakak pertama menikah dan tinggal beda kota, sedangkan kakak kedua kerja di luar kota. Papa kerja di luar kota dan pulang seminggu sekali. Saya sejak SMP lebih banyak tinggal berdua mama.
Kakak kedua setelah belasan tahun kerja di luar kota mendadak memutuskan pulang dan tinggal bersama kami beberapa tahun lalu. Kepulangan dia mengubah banyak kondisi kesehatan mama.
Mama memiliki prinsip pantang tidur sebelum anak sampai di rumah sehingga selarut apapun pasti selalu ditunggui. Padahal, semua penghuni memiliki kunci rumah.
Kakak karena pergaulan dan pekerjaan sering pulang larut. Pertengkaran ibu dan anak hampir tiap hari terjadi. Tekanan darah mama naik tidak karuan akibat kurang tidur dan sering marah.
Setiap hari mama sakit kepala, batuk, dan juga pilek. Setiap minggu berobat ke dokter keluarga. Beruntung beliau ahli darah tinggi sehingga bisa dikontrol.
Puncak penyakit mama di tahun 2017. Kakak yang selama itu batuk kecil mendadak batuk, bersin, dan pilek tidak karuan.
Sejak mulai bersin sudah ditegur pakai masker, tapi dicueki. Kakak selalu berkilah ini efek alergi dari dulu begini.Â
Minggu kedua karena makin parah, kakak menyerah dan pergi cek dokter. Saat itu mama dan saya mulai tertular. Tak lama, kondisi mama drop.