Aku sendiri tidak mengerti kenapa aku tidak cocok dengan dia sehingga selalu menghindari masalah dengannya.
Dengan diam aku balik badan dan jalan ke arah tangga menuju kamar. Sesampai di kamar aku berjanji sebelum lulus untuk menyempatkan diri bertanya ke gereja belakang tentang kebenaran cerita itu.Â
2 hari kemudian aku lulus SMA. Upacara kelulusan sangat sederhana. Di hari kelulusan itu aku terakhir tinggal di asrama dan kesibukkan membuatku lupa janji.
TAHUN 2000
Suatu hari aku harus kembali ke SMA untuk minta legalisir ijazah untuk kampus. Saat berjalan melewati gereja itu, tiba-tiba ada yang berseru,"Bintang, berdoa lha untuk Stefanus karena dia sudah tiada."
Air mataku langsung jatuh dengan deras dari pelupuk mata. Stefanus demi mendatangkan tentara untuk menjagaku saat kerusuhan Mei telah mengorbankan nyawanya dengan merendahkan hati mencari ayahnya untuk minta tolong mengunakan kekuasaan yang mereka miliki.
Beberapa tahun kemudian di suatu kesempatan saat bertemu suster, aku mendadak teringat masalah ini dan beranikan diri bertanya.
"Suster, waktu kerusuhan Mei '98 kenapa bisa banyak tentara dengan tank datang dan parkir di belakang? Apa mereka datang khusus untuk menjaga asrama?"
"Tidak! Mereka datang untuk menjaga sekolah dan belakang sekolah! Tidak hanya asrama!" jawab suster sinis.
"Suster, yakin kedatangan mereka untuk itu?"
"Memangnya Anda kenapa mendadak bertanya masalah yang sudah lewat ini!? Apa Anda mau menjadi saksi untuk kasus itu?!"