Permohonan itu dijalankan dengan baik oleh seluruh penghuni.Â
Hari ke-4, saat mau keluar untuk telefon mama setelah jam makan malam beberapa anak duduk di ruang tamu dan mengobrol seru.
"Lu tau gak kenapa waktu itu banyak tank tentara di asrama?" Tanya salah satu dari mereka. Yang lain mengelengkan kepala.
"Gue dengar pembicara suster dengan panglima waktu itu. Ternyata mereka datang karena permintaan orang dari gereja belakang. Katanya di sekolah ini ada asrama putri dan temannya ada di sini. Kira-kira siapa teman yang dimaksud itu, ya? Terus, saat tentara itu sampai di sini tidak lama ada perintah untuk menjaga tempat lain. Yang beri perintah itu kaget mereka sudah terlebih dahulu berada di sini. Panglima itu juga bilang bahwa dia kaget karena ternyata selain ada asramawati juga ada banyak biarawati,"lanjut anak itu.
Aku yang tak sengaja mendengar cerita itu langsung tersentak kaget.Â
Teman yang ada di asrama ini yang dimaksud cerita itu adalah aku. Hanya aku dan Yuli yang terkadang pergi ibadah ke gereja belakang. Kami berdua saat tidak pulang ke rumah di hari Minggu dengan mengedap pergi ke gereja belakang.
Yuli sama sekali tidak memiliki teman tapi, aku punya teman dekat bernama Stefanus. Stefanus anak orang kaya 2 tahun lebih tua dariku. Kami kenalan setahun lalu saat dia sedang liburan sekolah di Jakarta. Sejak itu kami jadi dekat.Â
Stefanus, tahun ini kuliah di Amerika sehingga tidak bisa ke Jakarta. Sedangkan, aku tak lama lagi lulus sekolah. Dia sebelum kami berpisah saat natal tahun lalu berjanji akan selalu berdoa supaya aku baik-baik saja.Â
Ketika diriku tersadarkan akan kenyataan itu, bergegas aku lari keluar menuju gereja belakang. Tapi, saat balik badan di sana ada suster berdiri melotot.
"Bintang!! Kamu mau ke mana!? Jangan coba-coba kamu pergi!" Hardiknya.Â
Suster kepala itu sejak awal aku masuk asrama tidak pernah bisa kuhormati. Suster pernah mengeluh ke papa bahwa aku tidak seperti kakakku yang ceria. Aku ini anak yang kaku dan dingin.