Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Dak Kelema'an: Wong Plembang Jago Gengsi

28 November 2023   12:49 Diperbarui: 28 November 2023   13:00 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : IG Layar Taman 

Bukan rahasia umum, karakter masyarakat Palembang umumnya sangat menjaga gengsi. Meski dalam kondisi kekurangan sekalipun, ia tidak akan mengakuinya terang-terangan. Bahkan rasa untuk tetap memberi meski dalam kondisi kekurangan pun masih menjadi budaya yang kuat. 

Sudah tertanam dari kecil bahwa kami harus selalu berbuat baik. Kemiskinan adalah aib yang tidak perlu diumbar ke orang lain. Di satu sisi, memberi meski dalam keadaan terperih memang suatu wujud kasih. Tetapi, di era modern ini hal demikian lebih ke pada faktor jaga gengsi.  Hanya karena rasa Dak kelema'an. Bukan karena keikhlasan hati.  

Hanya karena menjaga gengsi, hidup sendiri menjadi sengsara. Sebuah kondisi rill  yang terjadi di masyarakat, terkesan konyol namun terasa getir.

 

Menyambut JAFF 2023

Salah satu film yang ditayangkan di acara Short Screening dan Discussion yang diselenggarakan oleh Bioskoponline. Sebagai salah agenda road to JAFF 2023 bertepatan dengan peringatan sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 2023 yang lalu.

Sebagaimana janji saya sebelumnya,  akan membahas satu per satu film tersebut.

Baca juga : Payung Dara: Ketika Tabu Menyebut Bagian Tubuh

Pemutaran film pendek yang dihadiri oleh komunitas pecinta film ini memang cukup menarik antusias.Ada 7 film yang mengangkat isu dalam bahasa daerah masing-masing. Menambah khasanah pengalaman baru untuk penikmatnya. 2 dari 7 Film yang diputar dalam event ini produksi sineas kota Palembang. 

Bahasa membawa Rasa

Bahasa memang membawa rasa. Ada banyak hal terutama isu yang terjadi di dalam masyarakat sulit untuk disampaikan menggunakan bahasa baku. Ada begitu banyak diksi dalam bahasa daerah yang sulit mendapatkan padanannya. Pemadanan yang kurang tepat akan membuat pesan yang disampaikan menjadi ambigu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun