Bukan tidak ada keinginan dari para sineas kita mengangkat bahasa daerah dalam film. Kita semua harus mahfum bahwa hal ini terkendala budget yang terbatas. Penerimaan masyarakat juga belum tentu baik, karena isunya menjadi sangat kedaerahan.Â
Dark jokes dengan yang disampaikan juga akan terasa kering jika tidak paham dengan bahasa dan budaya setempat, termasuk yang disampaikan dalam film Dak kelem'an ini. Â
Film mungkin tidak dapat memberikan ruang langsung sebagai media pembelajaran, tetapi dapat menjadi trigger untuk memahami budaya setempat melalui film yang mengangkat isu lokal dalam balutan bahasa lokal pula.
Bangga dengan kerja keras sineas daerah yang bangga dengan budayanya. Semoga ke depan dukungan pemerintah dan masyarakat terhadap pengembangan budaya melalui karya sineas ini semakin kuat.
Selamat menikmati makan siang, kompasianer. Tetap bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H