Lemak dalam bahasa Palembang berarti "enak", bukan lemak (fat) tubuh. Pun bukan  lemak hewan, disini lemak hewan disebut gajih. Bukan gaji dalam artian pendapatan. Tetapi ada tambahan huruf h pada kata tersebut.
Lemak dalam artian enak tidak hanya merefer pada rasa masakan. Tetapi juga pada kondisi perasaan dan psikologis, pun pada idiom umum yang dipergunakan masyarakat palembang tentang kondisi tubuh.Â
Lemak nian artinya enak sekali. Dak lemak badan artinya tubuh tidak sehat.
Nasi lemak itu di Malaysia, di Palembang adanya nasi gemuk.Jadi lemak tidak dapat menjadi kata ganti umami (gurih), karena gurih seringkali dipergunakan kata gemuk. Ya meski kata gemuk juga dipergunakan masyarakat Palembang untuk kata gendut dan pelumas/oli gemuk (grease).Â
"Lemaklah" adalah ungkapan yang ditujukan dengan lawan bicara untuk menggambarkan kondisi yang di alam pikir pengucap terhadap lawan bicara. Seringkali ini adalah idiom yang maksudnya tergantung pada intonasinya.Â
Bahasa Palembang memang bukan hanya sekadar kata tetapi juga sangat terpengaruh pada intonasi.
Mati kelema'an adalah idiom yang seringkali dipakai menggambarkan kondisi hidup yang sering dipakai orang tua atau guru kalo sudah murka. Kata ini berarti hidupnya terlalu enak dan dipermudah sehingga malas berusaha.
Dak kelema'an karena gengsi.
Dak kelema'an padanan katanya gak enakan. Bukan dalam makna awful seperti frasa "dak lemak ati" / tidak enak hati.
Dak kelema'an lebih ke arah sikap untuk menyenangkan orang lain. Seringkali hal ini timbul karena menjaga kesantunan, mendahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadi. Hal yang menjadi doktrin ditanam sejak dini untuk dinilai sebagai orang baik. Â