Mohon tunggu...
Karina Rosdiana
Karina Rosdiana Mohon Tunggu... Novelis - Mahasiswa

hobi menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Metodologi Penelitian

29 Oktober 2023   22:33 Diperbarui: 29 Oktober 2023   22:38 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

A. Pengertian Penelitian ilmiah 

             Penelitian ilmiah adalah penyelidikan yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis, tentang fenomena alam, dengan dipandu oleh teori dan hipotesis tentang hubungan yang diduga terdapat antara fenomena itu (Kerlinger, 1986).

              Penelitian ilmiah adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang dilakukan dengan sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu masalah sebagai awal perolehan ilmu pengetahuan. Operasionalisasi dari berfikir ilmiah, sebagai Tindakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan mengembangkannya.

              penelitian ilmiah adalah penyelidikan yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis tentang fenomena alami dengan dipandu oleh teori dan hipotesis tentang hubungan yang diperkirakan terdapat antara fenomena itu. Penelitian dapat pula disebut sebagai upaya untuk mendeskripsikan, memahami, mengendalikan dan memprediksi fenomena yang ada di sekitar manusia. Kegiatan penelitian senantiasa bersilang tindak dengan teori. Penelitian yang baik akan menguji teori (teori ilmu) dan mengembangkan sebatas keleluasaan dan cakupan ilmu di lapangan (ranah kajian ilmu). (Sukardi, 2009). 

              Penelitian ilmiah adalah suatu proses pemecahan masalah dengan menggunakan prosedur yang sistematis, logis, dan empiris sehingga akan ditemukan suatu kebenaran. Hasil penelitian ilmiah adalah kebenaran atau pengetahuan ilmiah, Penelitian ilmiah yang selanjutnya disebut penelitian atau riset (research) memiliki ciri sistematis, logis, dan empiris. Sistematis artinya memiliki metode yang bersistem yakni memiliki tata cara dan tata urutan serta bentuk kegiatan yang jelas dan runtut. Logis artinya menggunakan prinsip yang dapat diterima akal. Empiris artinya berdasarkan realitas atau kenyataan. Jadi penelitian adalah proses yang sistematis, logis, dan empiris untuk mencari kebenaran ilmiah atau pengetahuan ilmiah. (Dr. Febri Endra, B.S, M.Kes, 2017, 3).

1. berfikir kritis

           Berpikir kritis itu berpikir hingga ke akar-akarnya maksudnya secara mendalam. Berpikir kritis juga adalah proses yang berjalan secara berkesinambungan mencakupinteraksi dari suatu rangkaian pemikiran dan persepsi yang dimana seseorang dituntut untuk menginterfensikan atau mengevaluasi suatu informasi untuk mendapatkan suatu kesimpulan.Proses berpikir kritis merupakan cara perburuan kebenaran melalui beragam pendekatan imiah. Secara sadar atau tidak, cara berpikir kiritis adalah asal mula gagasan mengenai proses penelitian ilmiah (Bungin, 2007, 11). 

Proses untuk mendapatkan ilmu agar memiliki nilai kebenaran harus dilandasai oleh cara berpikir yang rasional berdasarkan logika dan berpikir empiris berdasarkan fakta. Salah satu cara untuk mendapatkan ilmu adalah melalui penelitian. Pengertian tersebut menyiratkan bahwa penelitian merupakan langkah sistematis dalam upaya memecahkan masalah untuk mengambil keputusan. Penelitian terdiri dari dua hal pokok yang meru-pakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya yaitu logika berpikir dan data atau informasi yang dikumpulkan secara empiris. (Dr. Juliansyah Noor, S.E, M.M, 2011, 12).

Charles S. Pierce menyatakan bahwa seorang manusia yang berjuang untuk bertahan hidup pasti akan mengembangkan kebiasaan berpikir dan bereaksi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Berpikir merupakan ciri utama yang membedakannya dengan makhluk lain. Maka, dengan berpikir, manusia dapat mengubah dunia. Berpikir merupakan proses bekerjanya akal, manusia dapat berpikir karena manusia berakal. Akal merupakan salah satu unsur kejiwaan manu- sia untuk mencapai kebenaran di samping rasa dan kehendak untuk mencapai kebaikan. Dengan demikian, ciri utama dari berpikir yaitu adanya abstraksi. Menurut Ngalim Puswanti (1981), berpikir dapat di- artikan secara luas ialah bergaul dengan abstraksi-abstraksi, dan secara sempit berpikir ialah meletakkan atau mencari hubungan atau pertalian antara abstraksi-abstraksi. . (Dr. Juliansyah Noor, S.E, M.M, 2011, 13). 

Akal budi manusia memberi konsekuensi terhadap kemampuan manusia untuk berpikir. Karena itu berpikir adalah salah satu aktivitas bathiniah manusia. Dengan demikian, akal akan menuntun manusia untuk berpikir. Berpikir sesungguhnya menggunakan proses untuk menghubungkan satu hal dengan hal lainnya, menggunakan objek berpikir dan menghubungkan dengan objek lainnya, membuat tesa dan mengkajinya dengan antitesa, kemudian menghasilkan tesis, maka proses ini dinamakan proses berpikir kritis. (Dr. Febri Endra budi setyawan, M.Kes, 2017, 12). Untuk merumuskan metodologi penelitian yang baik, pertama, kita harus memahami benar masalah penelitian yang telah kita rumuskan, apa tujuan penelitian yang telah kita tetapkan, seperti apa landasan teori serta kerangka pemikiran atau konsep penelitian yang telah dibangun. Dengan memahami beberapa aspek paling mendasar tersebut, kita lebih mampu memahami jenis data seperti apa yang perlu kita kumpulkan di lapangan dan data itu nantinya akan kita olah dan analisis dengan cara seperti apa. Dengan pemahaman seperti itu, kita dapat memahami jenis penelitian seperti apa yang akan kita lakukan, apa pendekatan yang digunakan, dan apa metode penelitian yang akan diterapkan. [Firdinan M. Fuad, 2019, Yogyakarta: Paramitra Media Grup)

2. Metodologi penelitian yang baik dan benar

Suatu penelitian dikatakan baik apabila penelitian itu menggunakan metode alau kaldah-kaldah Ilmiah. Menurut Murdick (1969 25-26), ciri-ciri karya tulis Ilmiah (penelitian) yang baik antara lain:

  • Bersifat kritis dan analitis (critical and analitical)
  • Mernual konsep dan teori.
  • Menggunakan istilah dengan tepat dan definisi yang uniform

Rasional

  • Objektif   

              Dengan tetap berpegang pada kaidah Ilmiah, maka suatu penelitian yang baik itu harus memenuhi syarat-syarat sebagal berikut, (Cooper dan Emory, 1991):

  • Tujuan dan masalah dalam penelitian harus digambarkan secara jelas sehingga tidak menimbulkan keraguan kepada pembaca
  •  Agar peneliti yang lain dapat mengulangi penelitian sebelumnya, maka teknik dan prosedur dalam penelitian itu harus dijelaskan secara rinci.
  • Objektifitas penelitian harus tetap dijaga dengan menunjukkan bukti-bukti mengenal sampel yang diambil.
  • Kekurangan-kekurangan selama pelaksanaan penelitian harus diinformasikan secara jujur Dan menjelaskan dampak dari kekurangan tersebut terhadap penelitian berikutnya
  • Validitas dan keterhandalan data harus diperiksa dengan cermat.
  • Kesimpulan yang diambil harus didasarkan pada hal-hal yang terkait dengan data penelitian dan tidak meng-generalisir kesimpulan itu.
  • Objek atau fenomena yang diamati harus betul-betul sesuai dengan kemampuan, pengalaman, dan motivasi yang kuat dari si peneliti. (Amirulloh, S.E, M.M, 2013: 86).

B. Kebenaran Ilmiah

Kebenaran adalah hasil usaha subjek dalam memahami, mengambarkan dan memanfaatkan realitas tentang objek. Dari aspek subjeknya, kebenaran dapat berorientasi kepada salah satu atau lebih fungsi mental manusia, yaitu spiritual, emosional, dan rasional. Karena itu kebenaran mempunyai lingkup dan makna yang sangat luas, karena kompleksitas dalam subjek dan dalam objek. (suryana, 2010, 9)

kebenaran ilmiah adalah kebenaran yang tidak hanya didasarkan atass rasio, tetapi juga dapat dibuktikan secara empiris. Kebeneran ilmiah adalah kebenaran yang tidak hanya didasarkan atas rasio,tetapi juga dapat dibuktikan secara empiris. Sumber kebenaran itu diperoleh dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan berasal dari sumber tertentu yang diperoleh dengan upaya-upaya tertentu. Kartanegara memandang bahwa sumber ilmu pengetahuan berarti alat sesuatu yang darinya manusia memperoleh informasi tentang objek ilmu. Karena sumber pengetahuan adalah alat, maka ia menyebut indra, akal dan hati sebagai sumber pengetahuan. [ Mulyadi keranegara, 2005,  Jakarta : UIN Jakarta Press ].

1. Tiga tahapan menemukan kebenaran :

  • Indera, tapi pengamatan Indera kerap kali menipu.
  • Mimpi, ternyata mimpi hanya sekedar angan-angan.
  • Berfikir, dengan berfikir maka aku ada (cogito ergo sum/jepense dona je suis/ I think therefore I).

Terdapat lima langkah dasar atau tahapan dalam penulisan metode ilmiah. Dimulai dari merumuskan masalah, mengumpulkan informasi, menyusun hipotesis, melakukan percobaan dan analisis data, menarik kesimpulan hingga mengomunikasikan hasil penelitian :

  • Hati (iluminasionisme)
  • Wahyu (agama/religion)
  • Ilham (intuisionisme)
  • Akal (rasionalisme)
  • Indra (empirisme)

C.  Penelitian kualitatif dan kuantitatif

1. Pengertian Kualitatif

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang lebih menekankan menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berpegang kepada paradigma naturalistik atau fenomenologi. Ini karena penelitian kualitatif senantiasa dilakukan dalam setting alamiah terhadap suatu fenomena. (Iskandar, 2008: 187).

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2010: 105) dasar penelitian kualitatif adalah konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh setiap individu. Oleh karena itu, Sugiyono (2010: 13) menjelaskan bahwa metode penelitian kualitatif sering dinamakan sebagai metode baru, pospositivistik, artistik dan interpretive research. Metode kualitatif digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci. Sedangkan menurut Nasution (2006: 18) penelitian kualitatif disebut juga penelitian naturalistik, karena dalam penelitian kualitatif dilakukan dalam setting latar yang alamiah atau natural. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena- fenomena sosial dari sudut pandang partisipan. Dengan demikian arti atau pengertian penelitian kualitatif tersebut adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci.

dalam penelitian kualitatif, masalah merupakan realita yang majemuk, bersegi banyak dan berlapis. Setiap lapisan itu unik dan saling mempengaruhi. Akibatnya realitas tidak dapat dibagi-bagi, dibatasi dan diseleksi. Untuk memahami realitas dan memudahkan penelitian, peneliti bisa menentukan fokus penelitian. (Iwan Hermawan, S.Ag, M.Pd.I, 2019 : 104)

Penelitian Kualitatif ( al bahs al-nau'I) lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antarfenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah. Sedangkan Penelitian Kuantitatif (al-bahs al-kammi) menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika. [ Lexy J. Moleong,2008, Bandung: Remaja Rosdakarya ].

Paradigma kualitatif :

  • Induktif
  • Fenomenologis
  • Naturalistic
  • Subjektif
  • Dekat dengan data
  • Mendasar, berorientasi pada penemuan
  • Berorientasi pada proses
  • Valid, mendalam
  • Tidak tergeneralisasi
  • Holistik

2. Pengertian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang lebih menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statiska. Dilakukan untuk menguji hipotesis dan memperoleh kesimpulan signifikasi hubungan antar variabel didalam sampel besar penelitian.

Dalam penelitian kuantitatif, teori yang digunakan harus sudah jelas, karena teori berfungsi untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, dan sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian. Oleh karena itu landasan teori dalam proposal penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan dipakai. Sedangkan dalam penelitian kualitatif, permasalahan yang dibawa oleh peneliti masih bersifat sementara, maka teori yang digunakan penyusunan proposal penelitian kualitatif juga masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan atau kontek sosial. Jika dalam penelitian kuantitatif itu menguji hipotesis atau teori, maka dalam penelitian kualitatif bersifat menemukan sebuah teori.

Dalam penelitian kuantitatif, kegiatan penelitian itu dilakukan dengan memperhatikan rumusan masalah yang harus didukung oleh sebuah teori sebagai pengarah dari kegiatan penelitiannya. Artinya, kegiatan penelitian yang dilakukan oleh siapapun, hendaknya memiliki sifat yang konsisten dengan judul dan perumusan masalah yang ada. Kesimpulan yang didapat dari suatu kegiatan penelitian, hendaknya kembali mengacu pada judul dan permasalahan penelitian yang telah dirumuskan. (Iwan Hermawan, S.Ag, M.Pd.I, 2019:105)

Cara Menganalisis Data Kuantitatif

Tahap pertama menganalisis data adalah persiapan data, Adapun langkah-langkah nya sebagai berikut :

1. Validasi Data

Tujuan validasi data adalah untuk mengetahui, sejauh mungkin, apakah pengumpulan data dilakukan sesuai standar yang telah ditetapkan sebelumnya dan tanpa bias. Proses ini mencangkup empat langkah :

  • Fraud, untuk menyimpulkan apakah setiap responden benar-benar diwawancarai atau tidak.
  • Penyaringan, untuk memastikan bahwa responden dipilih sesuai dengan kriteria penelitian.
  • Prosedur, untuk memeriksa apakah prosedur pengumpulan data telah diikuti dengan benar.
  • Kelengkapan, untuk memastikan bahwa pewawancara menanyakan semuapertanyaan kepada responden, bukan hanya beberapa pertanyaan yang diperlukan.Untuk melakukan ini, peneliti perlu memilih sampel acak dari survei yang telah diselesaikan dan memvalidasi data yang dikumpulkan. (Perhatikan bahwa ini bisa memakan waktu untuk survei dengan banyak tanggapan.)Misalnya, sebuah survei dengan 200 responden dibagi menjadi 2 kota. Peneliti dapat mengambil sampel sebanyak 20 responden secara acak dari setiap kota.

2. Editing Data

Biasanya, kumpulan data besar menyertakan kesalahan. Misalnya, responden mungkin salah mengisi kolom atau melewatkannya secara tidak sengaja.Untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan seperti itu, peneliti harus melakukan pemeriksaan data dasar, memeriksa outlier, dan mengedit data penelitian mentah untuk mengidentifikasi dan menghapus titik data yang dapat menghambat keakuratan hasil.

3. Pengkodean Data

Ini adalah salah satu langkah terpenting dalam persiapan data. Dan mengacu pada pengelompokan dan pemberian nilai pada tanggapan dari survei.Misalnya, jika seorang peneliti telah mewawancarai 1.000 orang dan sekarang ingin mencari rata-rata usia responden, peneliti akan membuat filter data usia dan mengkategorikan usia masing-masing responden sesuai kode-kode ini.

Paradigma Kuantitatif :

  • Deduktif
  • Positisme
  • Obsrusif/terkontrol
  • Objektif
  • Jauh dari data/ perspektif orang
  • Tidak mendasar, berorientasi pada verifikasi/konfirmasi
  • Berorientasi pada hasil
  • Reliabel, dapat ditiru
  • Tergeneralisasi
  • partikularistik

D. Model Penelitian

a. Penelitian historis

Penelitian historis mencakup empat bidang, yaitu mencari bahan historis, menguji secara kritis asal dan keaslian sumber historis, serta validitas dari isi sumber tersebut memberikan interpretasi dan pengelompokan fakta-fakta, serta hubungannya dengan formulasi serta hasil penemuan. (M. Fitrah, 2018, 16)

b. Penelitian deskriptif

Penelitian ini berusaha untuk menggambarkan suatu kegiatan penelitian yang dilakukan terhadap objek-objek tertentu dengan cara sistematis dan jelas. (Iwan Hermawan, S.Ag, M.Pd.I, 2019:15)

c. Penelitian kritis

Penelitian kritis adalah metode yang digunakan dalam penelitian yang berkembang dari teori kritis, feminis, ras dan pascamodern yang bertolak dari asumsi bahwa pengetahuan bersifat subjektif. Peneliti kritis memandang bahwa masyarakat terbentuk oleh orientasi kelas, status, ras, suku bangsa, jenis kelamin dan lain-lain. Peneliti feminis biasanya memusatkan perhatiannya pada masalah jender, ras, sedangkan peneliti pascamodern memusatkan pada institusi sosial dan kemasyarakatan. Dalam penelitian kritis, peneliti melakukan analisis naratif, penelitian tindakan, etnografi kritis, dan penelitian feminism.

Penelitian mereka diawali dengan mengekspos masalah- masalah manipulasi, kesenjangan dan penindasan sosial. Sasarannya adalah menciptakan keadilan,kesamaan hak dan kesempatan. Para peneliti kritis mengidentifikasi masalah-masalah jender,usia, etnis, ras, status sosial dan politis untuk memberikan informasi kepada para pembaca bahwa interpretasi tentang masalah-masalah tersebut tidak bersifat bebas nilai.(Akhif Khilmiah, 2016 : 76)

Proses penelitian merupakan serangkaian langkah yang penting dalam menjalankansebuah studi atau investigasi.(Masril et al. 2020). Berikut adalah langkah-langkah umum dalam mengaplikasikan proses penelitian:

1. Identifikasi Topik Penelitian: Pilih topik yang menarik dan relevan. Pastikan topik tersebut dapat diteliti dan memiliki sumber informasi yang memadai.

2. Buat Rencana Penelitian: Rencanakan pendekatan dan metode yang akan digunakan. Tentukan tujuan penelitian, pertanyaan penelitian, serta batasan dan ruang lingkup penelitian.

3. Review Literatur: Lakukan tinjauan literatur untuk memahami penelitian sebelumnya yang terkait dengan topik Anda. Tinjauan literatur membantu dalam memperoleh pemahaman yang mendalam dan membangun landasan teoritis untuk penelitian Anda.

4. Rumuskan Hipotesis atau Pertanyaan Penelitian: Identifikasi asumsi yang ingin Anda uji atau pertanyaan yang ingin Anda jawab melalui penelitian Anda.

5. Pilih Metode Penelitian: Tentukan metode dan teknik yang sesuai dengan tujuan penelitian Anda, apakah itu metode kualitatif, kuantitatif, atau campuran. Pilih instrumen pengumpulan data yang sesuai (wawancara, survei, observasi, eksperimen,

dll.)

6. Perencanaan Pengumpulan Data: Rencanakan proses pengumpulan data yang efisien dan andal. Pastikan untuk mempertimbangkan etika dalam pengumpulan data dan perizinan yang diperlukan.

7. Kumpulkan Data: Lakukan pengumpulan data sesuai dengan metode yang telah dipilih. Pastikan untuk mencatat data dengan teliti dan memastikan keakuratan serta keandalannya.

8. Analisis Data: Gunakan teknik analisis yang sesuai untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan. Interpretasikan hasil analisis sesuai dengan tujuan penelitian.

9. Sintesis dan Interpretasi: Gabungkan hasil analisis Anda dengan teori yang ada, jika

ada, dan tarik kesimpulan. Jelaskan implikasi dari hasil penelitian Anda dan bagaimana hal itu dapat memengaruhi bidang yang Anda teliti.

10. Penulisan dan Publikasi: Tulis laporan penelitian yang jelas dan sistematis. Ikutiformat penulisan yang sesuai (APA, MLA, dll.). Setelah itu, pertimbangkan untuk mempublikasikan atau menyebarkan hasil penelitian, baik melalui jurnal ilmiah, presentasi, atau forum diskusi ilmiah lainnya.

11. Evaluasi dan Revisi: Setelah menyelesaikan laporan penelitian, evaluasi kembali

secara kritis. Perhatikan masukan dan revisi yang mungkin diperlukan untuk meningkatkan kualitas penelitian Anda.

12. Pemertahanan dan Perbaikan: Terus tingkatkan pengetahuan dan keterampilan Anda dalam melakukan penelitian. Pelajari dari pengalaman dan umpan balik, danterus perbaiki proses penelitian Anda di masa mendatang.

E. Publikasi Penelitian :

a. Makalah : Disusun untuk penulisan publikasi ilmiah, misalnya jurnal ilmu pengetahuan, proceeding untuk seminar bulletin/ majalah ilmu pengetahuan, dsb. Ciri pokoknya singkat, hanya pokok-pokok saja dan tanpa daftar isi. Biasanya merupakan karya yang lebih ringkas, dengan fokus pada topik tertentu. Makalah dapat disampaikan dalam seminar, konferensi, atau dipublikasikan dalam jurnal ilmiah. Contoh: "The Effects of Climate Change on Biodiversity in Tropical Rainforests.

b. Paper/ esai : Merupakan tulisan yang lebih bebas dan reflektif. Esai bisa berfokus pada analisis, pemikiran, atau interpretasi tentang topik tertentu. Esai itu seperti makalah tetapi analisisnya lebih serius dari pada makalah. Ditulis untuk disajikan dalam seminar/ lokakarya. Contoh: "The Ethical Implications of Artificial Intelligence in Healthcare.

c. Skripsi : Karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat didukung data dan fakta empiris, objektif, baik lewat penelitian langsung/ tidak langsung. Disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana yang penyususnannya dibimbing oleh seorang dosen/tim yang ditunjukkan oleh Lembaga perguruan tinggi. Skripsi biasanya mencakup latar belakang, metode, analisis data, dan kesimpulan terkait topik penelitian. Contoh: "Pengaruh Pendidikan Terhadap Kemajuan Karier Perempuan di Perkotaan."

d. Tesis : Lebih canggih (lebih dalam) daripada skripsi dan merupakan karya yang disusun sebagai syarat memperoleh gelar magister. Tesis memiliki kerangka teoritis yang lebih mendalam dan dapat meneliti topik secara lebih spesifik dan terperinci. Mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri dan memperbincangkan pengujian terhadap satu hipotesis/lebih. Contoh: "Implementing Sustainable Urban Planning: Case Study of City X."

e. Desertasi : Karya tulis yang memadai untuk memperoleh gelar doktor. Disertasi jauh lebih rinci, ekstensif, dan orisinal. Biasanya, disertasi mencakup kontribusi signifikan terhadap pengetahuan yang sudah ada di bidang penelitian tertentu. Mengemukakan dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan fakta dan data yang shahih dan analisis yang terinci. Dipertahankan dihadapan guru besar/ penguji dari perguruan tinggi. Berisi temuan penulis sendiri yang berupa temuan orsinil. Contoh: "Exploring New Therapeutic Approaches in Cancer Treatment.

f. Jurnal/ artikel ilmiah : suatu karya dalam bidang ilmu pengetahuan (science) dan tekhnologi yang berbentuk ilmiah. Proses perwujudannya lewat metode ilmiah baik secara fakta dan metode penelitiannya (berbentuk karya ilmiah). Publikasi yang berisi artikel-artikel penelitian yang telah melalui proses review dan disusun sesuai dengan standar ilmiah. Jurnal ilmiah menjadi wadah untuk berbagi pengetahuan dan penelitian di berbagai bidang. Contoh: "Journal of Neuroscience" yang berisi artikel tentang penelitian di bidang neurosains.

Setiap bentuk publikasi penelitian memiliki struktur, gaya, dan tujuan yang berbeda. Namun, mereka semua bertujuan untuk menyajikan penelitian dengan cara yang jelas, terstruktur, dan meyakinkan untuk membantu memperluas pengetahuan dan kontribusi terhadap bidang penelitian yang bersangkutan.(Darmalaksana :2017).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun