A. Pengertian Penelitian ilmiahÂ
       Penelitian ilmiah adalah penyelidikan yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis, tentang fenomena alam, dengan dipandu oleh teori dan hipotesis tentang hubungan yang diduga terdapat antara fenomena itu (Kerlinger, 1986).
       Penelitian ilmiah adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang dilakukan dengan sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu masalah sebagai awal perolehan ilmu pengetahuan. Operasionalisasi dari berfikir ilmiah, sebagai Tindakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan mengembangkannya.
       penelitian ilmiah adalah penyelidikan yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis tentang fenomena alami dengan dipandu oleh teori dan hipotesis tentang hubungan yang diperkirakan terdapat antara fenomena itu. Penelitian dapat pula disebut sebagai upaya untuk mendeskripsikan, memahami, mengendalikan dan memprediksi fenomena yang ada di sekitar manusia. Kegiatan penelitian senantiasa bersilang tindak dengan teori. Penelitian yang baik akan menguji teori (teori ilmu) dan mengembangkan sebatas keleluasaan dan cakupan ilmu di lapangan (ranah kajian ilmu). (Sukardi, 2009).Â
       Penelitian ilmiah adalah suatu proses pemecahan masalah dengan menggunakan prosedur yang sistematis, logis, dan empiris sehingga akan ditemukan suatu kebenaran. Hasil penelitian ilmiah adalah kebenaran atau pengetahuan ilmiah, Penelitian ilmiah yang selanjutnya disebut penelitian atau riset (research) memiliki ciri sistematis, logis, dan empiris. Sistematis artinya memiliki metode yang bersistem yakni memiliki tata cara dan tata urutan serta bentuk kegiatan yang jelas dan runtut. Logis artinya menggunakan prinsip yang dapat diterima akal. Empiris artinya berdasarkan realitas atau kenyataan. Jadi penelitian adalah proses yang sistematis, logis, dan empiris untuk mencari kebenaran ilmiah atau pengetahuan ilmiah. (Dr. Febri Endra, B.S, M.Kes, 2017, 3).
1. berfikir kritis
      Berpikir kritis itu berpikir hingga ke akar-akarnya maksudnya secara mendalam. Berpikir kritis juga adalah proses yang berjalan secara berkesinambungan mencakupinteraksi dari suatu rangkaian pemikiran dan persepsi yang dimana seseorang dituntut untuk menginterfensikan atau mengevaluasi suatu informasi untuk mendapatkan suatu kesimpulan.Proses berpikir kritis merupakan cara perburuan kebenaran melalui beragam pendekatan imiah. Secara sadar atau tidak, cara berpikir kiritis adalah asal mula gagasan mengenai proses penelitian ilmiah (Bungin, 2007, 11).Â
Proses untuk mendapatkan ilmu agar memiliki nilai kebenaran harus dilandasai oleh cara berpikir yang rasional berdasarkan logika dan berpikir empiris berdasarkan fakta. Salah satu cara untuk mendapatkan ilmu adalah melalui penelitian. Pengertian tersebut menyiratkan bahwa penelitian merupakan langkah sistematis dalam upaya memecahkan masalah untuk mengambil keputusan. Penelitian terdiri dari dua hal pokok yang meru-pakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya yaitu logika berpikir dan data atau informasi yang dikumpulkan secara empiris. (Dr. Juliansyah Noor, S.E, M.M, 2011, 12).
Charles S. Pierce menyatakan bahwa seorang manusia yang berjuang untuk bertahan hidup pasti akan mengembangkan kebiasaan berpikir dan bereaksi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Berpikir merupakan ciri utama yang membedakannya dengan makhluk lain. Maka, dengan berpikir, manusia dapat mengubah dunia. Berpikir merupakan proses bekerjanya akal, manusia dapat berpikir karena manusia berakal. Akal merupakan salah satu unsur kejiwaan manu- sia untuk mencapai kebenaran di samping rasa dan kehendak untuk mencapai kebaikan. Dengan demikian, ciri utama dari berpikir yaitu adanya abstraksi. Menurut Ngalim Puswanti (1981), berpikir dapat di- artikan secara luas ialah bergaul dengan abstraksi-abstraksi, dan secara sempit berpikir ialah meletakkan atau mencari hubungan atau pertalian antara abstraksi-abstraksi. . (Dr. Juliansyah Noor, S.E, M.M, 2011, 13).Â
Akal budi manusia memberi konsekuensi terhadap kemampuan manusia untuk berpikir. Karena itu berpikir adalah salah satu aktivitas bathiniah manusia. Dengan demikian, akal akan menuntun manusia untuk berpikir. Berpikir sesungguhnya menggunakan proses untuk menghubungkan satu hal dengan hal lainnya, menggunakan objek berpikir dan menghubungkan dengan objek lainnya, membuat tesa dan mengkajinya dengan antitesa, kemudian menghasilkan tesis, maka proses ini dinamakan proses berpikir kritis. (Dr. Febri Endra budi setyawan, M.Kes, 2017, 12). Untuk merumuskan metodologi penelitian yang baik, pertama, kita harus memahami benar masalah penelitian yang telah kita rumuskan, apa tujuan penelitian yang telah kita tetapkan, seperti apa landasan teori serta kerangka pemikiran atau konsep penelitian yang telah dibangun. Dengan memahami beberapa aspek paling mendasar tersebut, kita lebih mampu memahami jenis data seperti apa yang perlu kita kumpulkan di lapangan dan data itu nantinya akan kita olah dan analisis dengan cara seperti apa. Dengan pemahaman seperti itu, kita dapat memahami jenis penelitian seperti apa yang akan kita lakukan, apa pendekatan yang digunakan, dan apa metode penelitian yang akan diterapkan. [Firdinan M. Fuad, 2019, Yogyakarta: Paramitra Media Grup)
2. Metodologi penelitian yang baik dan benar