***
Inilah saat-saat terakhir murid SMA Jaya Sakti berada di tempat ini. Tempat yang akan ditinggalkan lantaran harus menempuh tempat yang baru. Pada momen inilah hasil UN diumumkan. Tepatnya pada hari kelulusan. Aula SMA Jaya Sakti ramai didatangi pengunjung, khususnya para murid dan orang tua. Acara akan dimulai pada pukul 08.00. Aksana terpaksa duduk disamping orang tua Aidan lantaran Ibunya dan Ibu Aidan saling kenal. Jadi mereka memanfaatkan momen ini sebagai ajang silaturahmi. Sementara Aksana dan Aidan canggung sekali. Dari kejauhan, tampak seorang pemuda yang juga mengenakan toga (sepertinya murid SMA Jaya Sakti) melangkah menuju mereka. Ia mendudukkan diri persis di samping Aksana. Ia menoleh pada Aksana, lalu menyapanya.
"Hai,"Kata Derren hangat. Jujur, Aksana baru pertama kalinya duduk sedekat ini dengan Derren. Walaupun tidak terlalu, tapi yang ini cukup dekat.Â
"H..Hai juga,"Balas Aksana canggung. Entah angin mana yang membuat jantungnya tiba-tiba berdebar. Laki-laki ini sepertinya menarik. Aidan yang berada di dekat mereka seolah-olah seperti nyamuk saja. Terdengar bunyi mikrofon yang dipukul. Itu tandanya acara akan segera dimulai. Aksana melirik jam tangannya, Derren juga. Sudah pukul 08.05. Bukan WIR (Warga Indonesia Raya) namanya jika memulai acara secara on time. Terlihat sosok kekar memasuki pentas. Dia adalah Pak Rizal, wakil kesiswaan SMA Jaya Sakti. Ia mendekatkan mikrofon ke bibirnya lalu memberi salam pada seluruh tamu undangan. Setelah itu kata sambutan, barulah masuk ke inti acara.Â
"Baiklah. Hadirin yang berbahagia, inilah pemuncak acara yang kita nanti-nanti, Pengumuman hasil Ujian Nasional SMA Jaya Sakti!"Ucap Pak Rizal dengan nada khasnya. Sorak sorai dan suara tepuk tangan menggema di seluruh aula SMA Jaya Sakti. Suasana ini begitu menyenangkan sekaligus mendebarkan bagi seluruh tamu undangan. Terlebih kepada siswa-siswi."Dan khusus untuk ranking tiga besar Ujian Nasional akan diumumkan disini hari ini juga. Dan yang terpanggil nanti dipersilahkan maju kedepan."Lanjut Pak Rizal dan suasana berubah menjadi hening. Aidan menatap Derren, kemudian tersenyum sinis. Sementara Derren balas menatapnya dengan tatapan membunuh. Tentu saja Derren paling benci ditantang seperti itu. Berbeda dengan Aksana yang sekarang semakin gugup.
"Pemuncak pertama diraih oleh..."Sorak sorai terdengar kembali, tak sabar ingin tau."Gellora Aksana!"Lanjut Pak Rizal yang disertai dengan tepuk tangan dak sorak sorai. Sementara Orangtua Aksana mengangis haru, mereka sangat bangga pada putri tunggalnya itu.
"Selamat Aksana, silahkan naik ke atas pentas."Kata Pak Rizal mempersilahkan. Aksana menyalami Orangtuanya, Orangtua Aidan dan Aidan serta Derren yang telahlebih  dulu mengulurkan tangan.
"Selamat,"Ucap Derren manis.
"Makasih,"Jawab Aksana sembari membalas uluran tangan itu. Jujur saja, ia gugup sekaligus heran. Bagaimana mungkin dirinya bisa mengalahkan si otak google itu?Tapi disisi lain ia merasa inilah rencana yang telah tuhan atur untuknya. Dengan gugup, Aksana naik ke atas pentas.
"Selanjutnya, Pemuncak kedua, diraih oleeehhh..."Sorak sorai tidak seribut tadi."Derren Pratama!"Kata Pak Rizal lagi. Yang dipanggil sedikit syok, ia menyalami Orang tua Aksana, Orangtua Aidan dan  musuh bebuyutannya itu dengan malas. Kemudian ia maju ke atas pentas dan berdiri di samping Aksana. Lagi-lagi ia tersenyum pada Aksana. Aksana justru gugup, karena ini dihadapan para tamu. Ia tak menghiraukan senyum itu dan terus menunduk.Â
"Selanjutnya, Pemuncak ketiga, diraih oleehh.."Hening sebentar"Aidan Aldrige!"Seru Pak Rizal. Disusul dengan langkah kaki Aidan menuju pentas, setelah ia menyalami tangan Orangtuanya dan Orangtua Aksana. Orangtua Derren tidak ia salami karena Orangtua Derren tidak hadir pada acara ini. Aidan berdiri disamping Derren kemudian berjabat tangan dengan malas. Setelah penyerahan sertifikat dan kenang-kenangan, Pemuncak tiga besar dipersilahkan duduk. Kecuali Aksana. Ia dimintai sepatah kata dari para tamu. Jujur saja, ia masih sedikit gugup jika harus tampil tiba-tiba begini. Namun, karena kondisi Aksana yang selalu siap untuk tampil, berbicara di depan orang banyak alias public speaking, apa boleh buat. Ia akan mengeluarkan jurus andalannya itu. Setelah memberikan salam dan kata sambutan, Saatnya Aksana mengeluarkan sepatah katanya.