Mohon tunggu...
Yopi Kurniawan
Yopi Kurniawan Mohon Tunggu... Drafter -

Drafter yang suka iseng coret-coret kertas kosong dengan tulisan. www.akangmpie.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Laki-laki Itu

5 Juli 2015   00:19 Diperbarui: 5 Juli 2015   00:19 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

                “Mah, kita jalan-jalan yuk. Annisa mau main di timezone nih,” ajakan Annisa manja. Dia memang selalu berusaha mengikut sertakan aku di setiap kegiatannya dengan papahnya.

                “Mamah malas. Kamu pergi saja sama Papah.”

                “Yah, Mah ... ayoo dong. Kan jarang-jarang kita pergi barengan bertiga.” Annisa merajuk dengan memberikan alasan yang tepat.

                “Ayo, Sayang. Ikut dengan kami yah.” Laki-laki itu ikut merayu. Senyuman dan belaian lembut di kepalaku tidak pernah luput diberikannya.

                “Aku mau pergi arisan hari ini. Kamu saja sama Annisa yang pergi.” Lemah lembutnya tidak mampu menggoyahkan keenggananku untuk pergi.

                “Ya sudah, nanti aku yang temani Annisa pergi. Kamu mau diantar supir? Biar nanti aku bawa mobil sendiri.”

                “Enggak usah, aku bawa mobil sendiri saja.”

                Tidak lama kemudian mereka pun pamit. Laki-laki itu mencium keningku--satu lagi kebiasaannya yang tidak pernah dia lupakan kepadaku--ditambah satu pelukan hangat. Dia memelukku erat, sangat erat bahkan. “Kamu jaga diri, ya. Aku sayang kamu,” bisiknya lembut, benar-benar lembut. Ada rasa yang beda aku rasakan saat dia melapaskan pelukannya. Tapi ke-egosianku mengalahkan rasa itu.

                “Hallo, kamu lihat dompetku nggak?” tanyaku pada laki-laki itu melalui ponsel disaat aku tidak menemui dompetku di dalam tas seperti biasanya. Aku tidak sempat mengeceknya tadi di rumah, karena memang tidak sering-sering aku keluarkan.

                “Oh iya. Maaf, Sayang. Tadi Annisa minta jajan dan aku sedang tidak ada uang kecil. Jadi aku ambil dari dompetmu. Aku lupa mengembalikannya lagi ke dalam tas, ” katanya menjelaskan, masih dengan suara lembut.

                “Kamu gimana sih. Aku mau bayar arisan  nih!” Aku membalasnya dengan satu bentakan lalu menutup telepon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun