Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Reruntuhan Kehidupan

18 Juli 2024   10:53 Diperbarui: 18 Juli 2024   10:59 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah lara yang menghempas

Hatiku terpecah dalam serpihan

Seperti pecahan kaca yang tak terbilang

Duka merajai, senyum pun terkubur dalam gerbang

Di sini aku, dalam gelap yang menggoda,

Mencari secercah cahaya, tapi tak terdengar doa

Cinta yang kini pudar, menjadi bayang yang menghantui

Hanya sepi yang menemani, dalam sunyi yang mematui

Luka-luka menganga, dalam jeda kehampaan

Kenangan mengalir, membanjiri kepedihan

Bunga-bunga yang layu, di taman hati yang gersang

Hanya ada reruntuhan, di rerumputan yang tandus

 

Namun, dari patah hati ini, muncul kekuatan baru

Mengubah duka menjadi pelajaran, dalam langkah yang tabah

Meski pilu merajalela, di batin yang remuk redam

Aku berdiri, dengan harapan, memulai langkah yang baru

Di balik hiruk pikuk kota yang tak pernah tidur,  

Terhampar reruntuhan kehidupan,  

Jejak-jejak masa lalu yang terabaikan,  

Tertimbun di bawah debu kenangan.

Langit kelabu menggantung,  

Mengintip di balik awan kelam,  

Menggambarkan rasa putus asa,  

Yang melingkupi jiwa-jiwa yang terluka.

Gedung-gedung megah berdiri kokoh,  

Namun di bawahnya,  

Terdapat puing-puing harapan,  

Yang hancur oleh kerasnya dunia.

Suara-suara tangis terdengar samar,  

Di tengah gemuruh langkah kaki yang tergesa,  

Mengabarkan kisah-kisah pilu,  

Dari mereka yang terlupakan.

Wajah-wajah tanpa nama,  

Menyisakan tatapan hampa,  

Bertahan di tengah puing-puing asa,  

Mengais sisa-sisa impian yang terbelah.

Setiap sudut jalan,  

Menyimpan cerita duka,  

Tentang kehilangan yang tak terkatakan,  

Dan mimpi-mimpi yang pupus di tengah perjalanan.

Reruntuhan kehidupan,  

Adalah saksi bisu,  

Dari perjuangan yang tak kunjung usai,  

Dan harapan yang tetap menyala, meski redup.

Di antara reruntuhan,  

Terselip harapan baru,  

Bak tunas kecil yang tumbuh,  

Di celah-celah bebatuan keras.

Reruntuhan ini bukan akhir,  

Melainkan awal dari lembaran baru,  

Tempat di mana kekuatan diuji,  

Dan tekad diperkuat kembali.

Kita adalah penulis takdir,  

Yang mampu merangkai kembali,  

Kepingan-kepingan kehidupan,  

Menjadi mozaik yang indah dan berarti.

Dengan tangan penuh luka,  

Kita bangun kembali,  

Menara impian yang runtuh,  

Menjadi lebih kokoh dan megah.

Reruntuhan kehidupan,  

Adalah pelajaran berharga,  

Tentang betapa rapuhnya manusia,  

Namun juga betapa kuatnya hati yang berani bermimpi.

Di bawah langit yang sama,  

Kita bangkit bersama,  

Menggenggam erat asa,  

Menyongsong hari esok yang penuh cahaya.

Dengan setiap langkah yang kita ambil,  

Di atas reruntuhan ini,  

Kita ukir kisah baru,  

Tentang kebangkitan dan keberanian,  

Tentang cinta dan pengorbanan.

Reruntuhan kehidupan,  

Bukanlah akhir dari segalanya,  

Melainkan awal dari segalanya,  

Di mana kita menemukan diri kita,  

Dan arti sejati dari sebuah kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun