Jauh sebelum imam Asy'ari menulis kitab Ibanah dan lain sebagainya, sudah ada kitab-kitab akidah sebelum itu. Termasuk kitab Fiqhul Akbar imam Abu Hanifah itu sendiri. Meskipun namanya Fikih Akbar, tapi membahas akidah. Setahu saya demikian.
Ulama lain juga menulis kitab, seperti imam Thahawi, dengan kitab beliau yang terkenal itu. Beliau juga memiliki kitab lain bernama Bayan as-Sunnah wal-Jama'ah, selain Aqidah at-Thahawiyah.
Menurut kiai Hidayat Nur, masalah dalam kitab-kitab Syarah Akidah Thahawiyyah banyak yang merupakan tafri' masalah dari imam Maturidi.
***
[Uneg-uneg Semoga Tersampaikan]
Sebelum mengakhiri tulisan ini, saya ingin mengutarakan unek-unek. Ini sekedar menurut saya, urgensi mempelajari akidah untuk saat ini adalah memperkuat keyakinan kita akan madzhab imam Asy'ari.
Bagaimana sebenarnya pemahaman Aswaja Imam Asy'ari yang sebenarnya? Sebab ilmu teologi Asy'ariyyah bisa dikatakan "sudah matang". Sudah melewati masa seleksi alam. Dari beberapa aliran yang waktu itu mendominasi, Ahlussunah, Syiah, Murji'ah, Khawarij, dan Muktazilah, yang tetap lestari dan paling dominan hingga saat ini adalah Ahlussunah.
Artinya, perdebatan sengit menentang Muktazilah dan sejenisnya sudah tidak ada. Yang terpenting menurut saya saat ini adalah bukan mempelajari dan melestarikan pemahaman Muktazilah dan sejenisnya.
Tahu akidah Muktazilah seperti apa itu gak masalah. Tapi jangan sampai kita akhirnya lebih paham bentuk akidah non Ahlussunah daripada akidah ahlussunah wal jamaah itu sendiri...
Jangan sampai kita lebih paham akan seperti apa itu konsep tauhid rububiyyah, tauhid uluhiyyah, dan tauhid asma' wa shifat, namun justru kurang memahami apa itu konsep dalam shifat ma'ani dan ma'nawiyyah.
Apa yang kita butuhkan saat ini, menurut saya bukanlah berdebat. Sebab itu fardhu kifayah. Orang awam seperti saya, lebih butuh untuk memahami dan membangun pondasi yang kokoh tentang akidah kita sendiri. Bukan justru mengikisnya perlahan-lahan dengan terlalu banyak tahu dan ikut campur pemahaman aliran lain.