Mohon tunggu...
Muhammad Khoirul Wafa
Muhammad Khoirul Wafa Mohon Tunggu... Penulis - Santri, Penulis lepas

Santri dari Ma'had Aly Lirboyo lulus 2020 M. Berusaha menulis untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Instagram @Rogerwafaa Twitter @rogerwafaa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kisah tentang Sajak Terpendek Satu Baris dan Bagaimana Cara Saya Menikmati Karya Seni

10 Mei 2020   05:10 Diperbarui: 11 Mei 2020   17:18 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pinterest.com/retne_

Lain seni lain doktrin agama.

Agama bukanlah bahan tafsiran yang boleh diartikan secara sembarangan. Setiap orang punya keyakinan akan agama, tapi bukan berarti bebas menafsirkannya. Yang paling tahu agama ya ulama. Kita sebagai awam dalam memahami agama, ikut tafsiran ulama. 

Jangan samakan agama dengan seni yang bebas ditafsirkan. Yang paling tahu hakikat Islam adalah nabi Muhammad Saw. Dan sahabat. Kemudian pemahaman itu diteruskan turun temurun melewati ulama. Sampai kepada kita.

Kita gak boleh mengenal nabi dengan pemahaman kita sendiri. Kita bukanlah orang yang paling tahu dan paling kenal tentang beliau. Harus hati-hati.

Kenapa sih, beberapa dari kita ada yang begitu ketakutan menafsirkan puisi dengan keluasan maknanya, yang bisa lebih luas dari yang dikehendaki penulis itu sendiri?

Tapi mengapa ada yang dengan berani menafsirkan agama, yang jelas-jelas gak boleh sembarangan. Dan harus sesuai dengan apa yang dimaksud oleh nabi Muhammad Saw. Sesuai dengan manhaj dan pemahaman ulama salaf yang lebih memahami akan itu?

Bolehlah menjadi perwakilan penulis untuk menafsirkan puisi mereka sebebas-bebasnya dan seluas-luasnya. Sesuka hati. Dunia puisi atau dunia seni makin ditafsirkan luas makin menarik kalau menurut saya. Bahkan kadang penafsiran penikmat lebih menarik untuk disimak daripada puisi itu sendiri.

Tapi jangan terbalik menjadi boleh menafsirkan agama sesuka hati. Seolah menjadi orang yang merupakan perwakilan dari agama itu sendiri.

Sayang sekali banyak orang ketakutan menafsirkan puisi karena gak ingin mengartikan sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan penulisnya. Tapi dengan lancang menafsirkan agama dengan mudah seolah paling tahu akan hal itu.

Wallahu a'lam.

04 Mei 2020, 08 Mei 2020, 09 Mei 2020.

*Number 17A merupakan lukisan Jackson Pollock tahun 1946 yang katanya masuk dalam salah satu daftar lukisan termahal. Harganya konon sekitar 200 juta US Dollar pada tahun 2015. Saat ini lukisan itu katanya dimiliki oleh seorang kolektor seni sekaligus miliarder Kenneth C Griffin. Griffin menempatkan lukisan Number 17A tersebut pada rumah pribadinya setelah sebelumnya lukisan ini terpajang di Art Institue of Chicago.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun