Mohon tunggu...
Kalya Belvana
Kalya Belvana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa UIN KHAS Jember

hai, aku Kalya Belvana Amalia Fawzie. seorang mahasiswi Universitas Islam Negeri K.H. Ahmad Shiddiq Jember dari program studi manajemen pendidikan islam fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teori Behaviorisme dan Implementasi dalam Pembelajaran

10 Juni 2024   09:39 Diperbarui: 10 Juni 2024   10:06 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Gagasan ini menyatakan bahwa karena stimulus dan respons tidak dapat dilihat atau diukur, maka keduanya tidak relevan. Itu hanya menyisakan rangsangan dan respons yang terlihat. Jadi, untuk melacak perubahan perilaku, segala sesuatu yang diberikan guru dan segala sesuatu yang dihasilkan siswa harus dapat diamati dan diukur.

 

 Elemen penguatan merupakan komponen penting dalam teori pembelajaran behavioristik. Menurut definisinya, segala sesuatu yang dapat membuat respons lebih mungkin berkembang dianggap sebagai penguatan. Siswa memiliki pengalaman yang sama dengan penguatan, namun perbedaan dalam keadaan emosi mereka menentang penjelasan behavioris. Dua anak dengan bakat dan pengalaman yang relatif sama tidak dapat dijelaskan dengan perspektif behavioristik. Berdasarkan keterampilannya, kedua anak tersebut berperilaku dan bereaksi berbeda ketika memahami suatu pelajaran. Akibatnya, teori pembelajaran behavioristik hanya mengakui adanya rangsangan dan tanggapan yang dapat diamati. Pengaruh ide atau emosi yang menghubungkan unsur-unsur yang diamati diabaikan oleh teori pembelajaran behavioristik.

 

  •  
  •  
  • Beberapa faktor, yakni tujuan pembelajaran, isi topik, karakteristik siswa, media, dan fasilitas yang tersedia mempengaruhi bagaimana teori behavioristik diterapkan dalam kegiatan pendidikan.
  •  
  • Secara teoritis dan praktis, behaviorisme berpendapat bahwa pengetahuan itu pasti, obyektif, tidak berubah, dan tetap. Pengorganisasian pengetahuan sedemikian rupa sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah penyampaian pengetahuan kepada siswa atau pembelajar. Tujuan dari proses berpikir yang dianalisis dan disortir adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. Dengan demikian, makna yang muncul dari proses berpikir tersebut ditentukan oleh ciri-ciri struktur pengetahuan. Diharapkan peserta didik dapat memahami materi yang sama seperti yang diajarkan.
  •  
  • Penerapan teori belajar behavioristik dalam pembelajaran berdasarkan teori sebagai berikut:[35]
  •  
  • Menetapkan indikator dan tujuan pembelajaran.
  •  
  • Periksa suasana kelas dan tentukan pengetahuan awal apa yang dimiliki siswa.
  •  
  • Pilih sumber daya Pendidikan (materi).
  •  
  • Klasifikasikan materi menjadi beberapa bagian, misalnya mata pelajaran, pokok bahasan, subtopik, dan lain sebagainya.
  •  
  •  Menampilkan ilmu.
  •  
  • Berikan stimulus kepada siswa.
  •  
  • Periksa dan amati tanggapan anak-anak.
  •  
  • Berikan masukan yang konstruktif dan kritis.
  •  
  • Memberikan stimulus secara berulang-ulang.
  •  
  • Perhatikan dan periksa jawaban anak-anak.
  •  
  • Beri penguatan (motivasi).
  •  
  • Menilai prestasi pendidikan siswa (evaluasi siswa).

 

Selain itu, ada beberapa macam model pembelajaran menurut teori behaviorisme, antara lain: [36]

 

  • Model Pembelajaran Penalaran dan Pemecahan Masalah.
  • Model Pembelajaran Instruksional Berbasis Masalah.
  • Model Pembelajaran Perubahan Konseptual.
  • Model Pembelajaran Kelompok Investigasi.
  • Model Pembelajaran Inkuiri.

 

 

  •              Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar guru dapat mendeteksi atau menyimpulkan bahwa proses pembelajaran telah berhasil, sebagai berikut:[37]
  •  
  • Guru hendaknya paham tentang jenis stimulus apa yang tepat untuk diberikan kepada siswa.
  •  
  •             Dengan bisa menentukannya guru terhadap rangsangan atau stimulus yang cocok untuk peserta didiknya, akan sangat mudah membantu peserta didik untuk menangkap pembelajaran dari stimulus tersebut.
  •  
  • Guru juga mengerti tentang jenis respons apa yang akan muncul pada diri siswa.
  •  
  •             Selain mengetahui jenis stimulus yang cocok, guru atau pendidik juga harus bisa memperkirakan respon apa yang akan ditunjukkan oleh peserta didik agar bisa mempertimbangkan dan mengukur tingkat keberhasilan yang akan didapat dalam proses pembelajaran.
  •  
  • Beberapa upaya guru agar mendapat respon peserta didik sesuai dengan yang diharapkan,yakni:
  •  
  • Tetapkan bahwa reaksi tersebut dapat diamati untuk menentukan apakah respon siswa memang sesuai dengan harapan.
  •  
  • Dimungkinkan juga untuk mengukur (measurable) respon yang diberikan siswa.
  •  
  • Jawaban-jawaban yang ditampilkan siswa hendaknya diungkapkan dengan jelas atau mempunyai makna yang tersurat.
  •  
  • Diperlukan semacam imbalan (reward) agar respons ini bertahan atau bergantung pada ingatan atau perilaku siswa.

 

                       

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun