Mohon tunggu...
Fastabiqul Khoirot
Fastabiqul Khoirot Mohon Tunggu... Freelancer - Melakukan sesuatu dengan cinta, kreatifitas dan sepenuh jiwa

Jejak Putu Lanang kiasan dari jejak seorang cucu laki laki. penulis mengambil istilah nama jejak putu lanang karena banyak jejak yang sayang di lewatkan dan banyak karya yang tertuangkan dan di sinilah wadahnya. tempat ini bagaikan gambaran siapa sebenarnya jejak putu lanang, yaitu pria yang hobby dolanan, pecinta kuliner khas kalangan bawah, memotret hal yang di sukai mata serta hati, dan belakangan suka menulis yang terkadang asal hati senang. kemudian melihat sana-sini lalu bercengkrama dengan orang sekitar lalu pulang membawa banyak kenangan, ilmu, serta wawasan baru yang menempel di kepala. diri ini sudah mulai resah ingin menuangkan dan mengekspresikan diri dari sinilah mulai muncul karya karya yang timbul dengan dasar melakukan semua hal dengan penuh suka dan rasa cinta dalam setiap langkahnya. pria yang tak suka terikat dan terdiam di suatu tempat. Semoga jejak langkah ini menjadi bermanfaat bagi semua orang, jejak yang tak hanya di kawasan wisata namun jejak langkah dimanapun berada. penulis sangat senang dengan orang yang suka berbagi ilmu. jika ada orang yang terlalu banyak ilmu segeralah laporkan agar nantinya aku dekati dan aku meminta do'a restu dan mohon ilmunya agar bisa berkarya lebih banyak lagi. https://kakfasta.com https://sanggarmeraki.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Balada Pemimpi

18 Mei 2020   20:34 Diperbarui: 18 Mei 2020   20:57 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

***

Derap langkah mendekatiku, Kakakku. Kakak kandungku yang tinggal di tempat jauh, kini pulang. Mungkin lusa dia sudah kembali ke asalnya. Ah, terserah. Aku tak peduli. Dia ada atau tidak, tak ada bedanya bagiku. Bahkan dia saja tidak tahu berapa umur dari gadis perempuan yang duduk bersila dengan memotong bawang di hadapannya. Dia tidak pernah tahu, riwayat penyakit apa saja yang mendera gadis ini. Bahkan dia tidak tahu, kelas berapa dia.

"Laptop mau kamu buat apa?" tanyanya dengan duduk di hadapanku. Ucapannya lembut dan manis. Menghangatkan. Aku merindukan suaranya sejak dulu. Semenjak Kakak menikah dengan Kakak ipar, ia berubah dan tiba-tiba ia amnesia dengan adik kecilnya yang dulu sering diajak masak bersama, bermain bersama, jalan-jalan bersama. Dan aku kehilangan satu-satunya saudara laki-laki yang aku punya. Dan itu untuk selamanya. Aku tidak pernah lagi bisa melihat kakakku yang dulu. Kakak yang dulu entah pergi kemana. Hanya kenang-kenangannya saja yang tersisa.

 Tentang laptop, kemarin aku sempat meminta izin padanya untuk membeli laptop. Karena kata Mbak, ada baiknya meminta izin pada Kakak. Dan kini aku lakukan itu.

"Biar bisa ikut lomba menulis dan tugas sekolah tanpa harus merepotkan orang lain," jelasku. Karena setiap ada apa-apa yang berhubungan dengan tugas pasti mengacu pada prin. Dan tidak mungkin setiap ada apapun aku meminta bantuan orang lain untuk sekedar menemaniku ke sebuah warnet atau menyuruhnya langsung mengeditkan.

"Biar apa ikut lomba?" ia kembali bertanya.

"Belajar. Cari pengalaman," dengan polosnya aku mengatakan hal itu.

"Setelah kamu mendalami ilmu kepenulisan, apa yang kamu dapat?"

"Ilmu," jawabku dengan sumringah. Tapi wajah Kakak menunjukkan guratan lain. Apa ada yang salah dalam ucapanku?

"Hanya itu?"

"Kesenangan, kebahagiaan." Bodoh! Ya, itulah yang aku sesali akan kalimatku itu. Bukannya Kakak senang karena itu, malah wajahnya menapakkan emosi. Sebuah air muka yang tak pernah aku lihat sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun