Mereka mulai melihat foto-foto itu satu per satu, tertawa mengingat momen momen konyol pada masa kemudian. Namun, pada antara foto-foto itu, Lisa menemukan sesuatu yg aneh. Sebuah foto menggunakan kertas relatif kusut, menampilkan mereka berlima berdiri pada depan tempat tinggal kayu ini, akan tetapi terdapat satu sosok tambahan pada belakang mereka seseorang laki-laki yang wajahnya tidak terlalu jelas.
"Ini siapa?" tanya Lisa sembari memperlihatkan foto itu.
Semua terdiam. Wajah Reno berubah tegang.
"Itu... Haris," istilah Reno akhirnya. "Kalian jangan lupa beliau?"
Tika menelan ludah, wajahnya berubah pucat. "Dia sahabat sekelas kita, kan? Yang... hilang?"
"Dia enggak hilang," Reno mengatakan pelan. "Dia meninggal. Tepat malam tahun baru sepuluh tahun kemudian."
Suasana pribadi berubah hening. Hanya bunyi hujan pada luar yang terdengar.
"Aku enggak pernah cerita ini ke kalian," Reno melanjutkan. "Malam itu, beliau tiba ke tempat tinggal ini. Dia bilang beliau punya sesuatu yang krusial buat disampaikan, akan tetapi kita seluruh terlalu sibuk main. Aku suruh beliau tunggu pada luar. Lalu beliau pergi, dan..."
"Dan engkau enggak pernah lihat beliau lagi," pangkas Tika, suaranya bergetar.
"Ya," jawab Reno pelan.
Lisa memegang foto itu erat. "Jadi ini... fotonya yang terakhir?"