Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Manusia Sebagai Khalifah Melalui Model Pjbl
Wiwit Sofyan
e-mail: wiwitsofyan3@gmai.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SDN Campurejo pada materi “Manusia sebagai Khalifah” melalui penerapan model Project-Based Learning (PJBL). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa yang disebabkan oleh penggunaan metode pembelajaran konvensional yang didominasi ceramah. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pendekatan siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas 5 yang berjumlah 16 siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, tes hasil belajar, dan dokumentasi. Data dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model PJBL secara signifikan meningkatkan hasil belajar siswa. Pada tahap pra-siklus, tingkat ketuntasan siswa hanya 25% dengan rata-rata nilai 64. Setelah penerapan PJBL pada siklus 1, tingkat ketuntasan meningkat menjadi 56% dengan rata-rata nilai 72. Peningkatan berlanjut pada siklus 2, di mana tingkat ketuntasan mencapai 81% dengan rata-rata nilai 77. Temuan ini mengindikasikan bahwa model PJBL efektif dalam meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi “Manusia sebagai Khalifah” pada siswa kelas 5. Oleh karena itu, PJBL dapat direkomendasikan sebagai alternatif pembelajaran PAI yang inovatif dan berpusat pada siswa.
Kata Kunci: Kreativitas, Hasil Belajar, Materi Manusia Sebagai Khalifah
Abstract
This study aimed to improve the learning outcomes of fifth-grade students at SDN Campurejo in the subject of Islamic Religious Education (PAI) on the topic of "Humans as Caliphs" through the implementation of the Project-Based Learning (PJBL) model. This research was motivated by the low learning outcomes of students due to the use of conventional learning methods dominated by lectures. This research employed a Classroom Action Research (CAR) method with a cyclical approach consisting of planning, implementation, observation, and reflection. The subjects of this research were all 16 fifth-grade students. Data collection was carried out through observation, learning outcome tests, and documentation. The data were analyzed quantitatively and qualitatively. The results showed that the implementation of the PJBL model significantly improved student learning outcomes. In the pre-cycle stage, the student mastery level was only 25% with an average score of 64. After the implementation of PJBL in the first cycle, the mastery level increased to 56% with an average score of 72. The improvement continued in the second cycle, where the mastery level reached 81% with an average score of 77. These findings indicate that the PJBL model is effective in improving the understanding and mastery of the "Humans as Caliphs" material in fifth-grade students. Therefore, PJBL can be recommended as an innovative and student-centered alternative for PAI learning.
Keywords: Creativity, Learning Outcomes, The Material of Humans as Caliphs
PENDAHULUAN
Kreativitas merupakan kompetensi krusial abad ke-21 yang esensial bagi peserta didik. Kemampuan ini memfasilitasi siswa dalam menghasilkan ide-ide inovatif, memecahkan permasalahan secara unik, dan beradaptasi dengan dinamika zaman (Robinson, 2011). Dalam konteks Pendidikan Agama Islam (PAI), konsep manusia sebagai khalifah mengandung nilai-nilai luhur yang berpotensi besar merangsang kreativitas siswa. Konsep ini menekankan peran manusia sebagai pengelola dan pemelihara bumi, yang menuntut pemikiran inovatif dan solusi kreatif terhadap berbagai permasalahan. Namun, observasi di lapangan menunjukkan adanya kesenjangan antara potensi teoritis konsep khalifah dan implementasi praktisnya di dalam pembelajaran.
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pembelajaran PAI, khususnya materi khalifah, seringkali disampaikan secara konvensional dan kurang interaktif (As’ari, 2018). Metode ceramah yang dominan kurang memfasilitasi siswa untuk berpikir kritis dan kreatif. Pengamatan awal di SD Negeri Campurejo memperkuat temuan ini. Banyak siswa mengalami kesulitan mengaitkan konsep khalifah dengan realitas kehidupan sehari-hari. Hal ini tercermin dari hasil karya siswa yang kurang variatif, kurang mendalam, dan kurang relevan dengan konteks kehidupan nyata. Minat belajar siswa terhadap materi ini pun tergolong rendah, yang diindikasikan oleh kurangnya motivasi dan partisipasi aktif dalam pembelajaran. Kesenjangan antara harapan ideal dan kenyataan ini mengindikasikan adanya gap antara teori dan fakta di lapangan (Brookfield, 2017).
Padahal, di era digital saat ini, kemampuan berpikir kritis dan kreatif sangat dibutuhkan siswa untuk menghadapi kompleksitas tantangan global (Trilling & Fadel, 2009). Oleh karena itu, diperlukan upaya inovatif untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam memahami dan menginternalisasi konsep manusia sebagai khalifah. Peningkatan ini diharapkan berdampak positif pada kemampuan siswa mengaplikasikan nilai-nilai khalifah dalam kehidupan sehari-hari, memperdalam pemahaman tentang peran dan tanggung jawab manusia di bumi, serta meningkatkan motivasi dan sikap positif terhadap PAI.
Penelitian ini mengusulkan penerapan model pembelajaran Project-Based Learning (PJBL) sebagai solusi alternatif. PJBL merupakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan melibatkan mereka dalam proyek-proyek nyata yang relevan dengan kehidupan (Larmer, Mergendoller, & Boss, 2015). Melalui proyek, siswa mengembangkan berbagai keterampilan abad ke-21, termasuk berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi. Penerapan PJBL dalam pembelajaran materi khalifah dianggap relevan karena beberapa alasan: (1) mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran; (2) mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif; (3) meningkatkan motivasi belajar; dan (4) menghasilkan karya siswa yang autentik dan relevan. Penelitian oleh Kusmiyati (2022) dalam Jurnal Inovasi Tenaga Pendidik dan Kependidikan menunjukkan pengaruh positif PJBL terhadap kreativitas siswa sekolah dasar. Sejalan dengan itu, penelitian oleh Al Hadiq, Ramadhan, & Rahayu (2023) dalam Journal of Elementary Education juga menegaskan efektivitas PJBL dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa SD.
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa dalam memahami konsep manusia sebagai khalifah melalui penerapan model PJBL. Argumen penelitian ini didasarkan pada asumsi bahwa PJBL, dengan karakteristiknya yang menekankan pada pembelajaran aktif dan kontekstual, dapat menjembatani gap antara teori dan praktik, serta memfasilitasi pengembangan kreativitas siswa. Penelitian ini penting karena memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas pembelajaran PAI dan menawarkan solusi praktis bagi guru dalam mengembangkan potensi kreativitas siswa.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pendekatan siklus. PTK siklus dipilih karena memungkinkan perbaikan bertahap dalam proses pembelajaran melalui serangkaian siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi (Kemmis & McTaggart, 1988). Setiap siklus bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang muncul dan menerapkan solusi yang lebih baik pada siklus berikutnya. Tujuan utama penelitian ini adalah mengkaji efektivitas penerapan model Project-Based Learning (PJBL) dalam meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa pada materi "Manusia sebagai Khalifah". Penelitian ini juga bertujuan memberikan kontribusi bagi pengembangan praktik pembelajaran yang lebih efektif dan menarik. Prosedur PTK secara umum mengikuti empat tahapan siklus, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang berulang hingga tujuan penelitian tercapai (Arikunto, Suhardjono, & Supardi, 2010).
Prosedur penelitian diawali dengan tahap perencanaan, yang meliputi analisis awal untuk mengidentifikasi masalah pembelajaran terkait kreativitas dan hasil belajar siswa pada materi yang bersangkutan. Selanjutnya, dirumuskan tujuan penelitian, misalnya peningkatan rata-rata nilai siswa dan skor kreativitas berdasarkan rubrik penilaian. Tahap ini juga mencakup pemilihan tindakan, yaitu penerapan model PJBL, dan penyiapan instrumen pengumpulan data seperti tes, observasi, angket, dan dokumentasi. Setelah perencanaan, dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan tindakan, di mana model PJBL diterapkan sesuai rencana yang telah dibuat. Selama proses pembelajaran, data dikumpulkan menggunakan instrumen yang telah disiapkan.
Tahap selanjutnya adalah observasi, di mana data yang terkumpul dianalisis untuk mengevaluasi efektivitas tindakan yang telah dilakukan dan mengukur pencapaian tujuan penelitian. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan menghitung nilai mean (rata-rata) dari data angket dan tes (Sugiyono, 2017). Rumus mean yang digunakan adalah X = ∑X/N, di mana X adalah nilai rata-rata, ∑X adalah jumlah total nilai, dan N adalah jumlah responden atau data. Terakhir, dilakukan tahap refleksi, di mana kesimpulan ditarik berdasarkan hasil analisis data. Jika tujuan belum tercapai sepenuhnya, direncanakan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya, mengulang kembali tahapan dari perencanaan.
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Campurejo pada tahun ajaran 2024/2025 selama empat bulan pada semester 1. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas 5 yang berjumlah 16 siswa. Penelitian ini melibatkan kolaborator, yaitu kepala sekolah, guru wali kelas, dosen pembimbing, dan orang tua siswa. Data dikumpulkan melalui teknik angket untuk mengukur tingkat kreativitas siswa dan persepsi guru terhadap PJBL, serta teknik tes untuk mengukur hasil belajar siswa. Kriteria keberhasilan tindakan adalah jika nilai rata-rata angket menunjukkan minimal 80% siswa memperoleh skor kreativitas di atas rata-rata dan jika nilai tes menunjukkan lebih dari 85% siswa mencapai KKM (75). Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi kondisi awal pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) materi “Manusia sebagai Khalifah” di kelas 5 SDN Campurejo. Pengumpulan data pra-siklus dilakukan melalui observasi dan analisis hasil ulangan harian siswa. Tujuan dari tahap ini adalah untuk memetakan tingkat pemahaman siswa sebelum penerapan model Project-Based Learning (PJBL). Hasil observasi menunjukkan bahwa metode pembelajaran yang digunakan cenderung konvensional, didominasi oleh ceramah, sehingga siswa cenderung pasif dan kurang termotivasi untuk berpikir kritis. Hal ini berdampak pada pemahaman materi yang kurang optimal.
Data hasil ulangan harian menunjukkan bahwa dari 16 siswa, hanya 4 siswa (25%) yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah, yaitu 75. Sementara itu, 12 siswa (75%) belum mencapai KKM. Rata-rata nilai kelas pada pra-siklus adalah 64. Data ini mengindikasikan bahwa pemahaman siswa terhadap materi “Manusia sebagai Khalifah” masih rendah dan memerlukan intervensi pembelajaran yang lebih efektif.
[Disini akan ditampilkan grafik batang yang menunjukkan 25% tuntas dan 75% belum tuntas. Sebagai contoh, Anda bisa menggunakan grafik batang sederhana dengan sumbu X "Ketuntasan" dan sumbu Y "Persentase Siswa". Dua batang akan ditampilkan, satu untuk "Tuntas" (25%) dan satu lagi untuk "Belum Tuntas" (75%).]
Siklus 1 dilaksanakan berdasarkan identifikasi masalah pada tahap pra-siklus. Tindakan yang dilakukan adalah penerapan model PJBL dalam pembelajaran materi “Manusia sebagai Khalifah”. Tahapan siklus 1 meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pada tahap perencanaan, guru menyusun modul ajar berbasis PJBL, menyiapkan instrumen evaluasi (tes dan lembar observasi), dan merancang aktivitas pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 mengikuti sintaks PJBL, dimulai dengan pemberian pertanyaan mendasar, perancangan proyek, penyusunan jadwal, monitoring, pengujian hasil, dan evaluasi pengalaman belajar. Siswa dibagi ke dalam kelompok dan mengerjakan proyek yang relevan dengan materi. Guru berperan sebagai fasilitator dan membimbing siswa selama proses pengerjaan proyek.
Setelah pelaksanaan siklus 1, dilakukan evaluasi hasil belajar siswa melalui tes. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan dibandingkan pra-siklus. Sebanyak 9 siswa (56%) mencapai KKM, sementara 7 siswa (44%) masih belum tuntas. Rata-rata nilai kelas pada siklus 1 meningkat menjadi 72. Meskipun terjadi peningkatan, target ketuntasan 85% belum tercapai.
Siklus 2 dilaksanakan dengan fokus pada perbaikan yang telah dirumuskan pada tahap refleksi siklus 1. Guru memberikan penjelasan lebih mendalam tentang PJBL, memberikan motivasi yang lebih intensif, memberikan pendekatan yang lebih personal kepada siswa, dan memberikan waktu untuk refleksi di akhir pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 berjalan lebih lancar dan siswa terlihat lebih antusias dan aktif.
Hasil evaluasi pada siklus 2 menunjukkan peningkatan yang signifikan. Sebanyak 13 siswa (81%) mencapai KKM, dan hanya 3 siswa (19%) yang belum tuntas. Rata-rata nilai kelas pada siklus 2 meningkat menjadi 77. Persentase ketuntasan pada siklus 2 telah mendekati target 85%.
Hasil yang diperoleh pada siklus II menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam hasil belajar siswa. Peningkatan ini terjadi karena penerapan model PjBL yang lebih intensif, motivasi dari guru yang lebih baik, dan pendekatan yang lebih personal terhadap siswa yang membutuhkan bantuan tambahan. Meskipun tingkat ketuntasan sudah mendekati indikator keberhasilan (85%), masih ada beberapa siswa yang belum tuntas sehingga diperlukan tindakan perbaikan kecil untuk mencapai ketuntasan penuh.
Pembahasan
Penelitian menunjukkan bahwa kondisi awal pembelajaran PAI materi “Manusia sebagai Khalifah” di kelas 5 SDN Campurejo sebelum penerapan model PJBL masih memprihatinkan. Rendahnya tingkat ketuntasan siswa (25%) dan rata-rata nilai kelas yang rendah (64) mengindikasikan adanya permasalahan dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran konvensional yang didominasi ceramah terbukti kurang efektif dalam memfasilitasi pemahaman dan penguasaan materi oleh siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian yang menekankan pentingnya inovasi dalam pembelajaran PAI agar lebih relevan dan menarik bagi siswa (As’ari, 2018). Pembelajaran yang berpusat pada guru dan kurang interaktif cenderung membuat siswa pasif dan kurang termotivasi untuk berpikir kritis, yang pada akhirnya berdampak pada hasil belajar yang kurang optimal. Oleh karena itu, diperlukan sebuah perubahan dan inovasi metode pembelajaran yang lebih efektif dan berpusat pada siswa.
Penerapan model PJBL pada siklus 1 memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa. Terjadi peningkatan yang cukup signifikan, di mana persentase ketuntasan meningkat dari 25% menjadi 56%, dan rata-rata nilai kelas naik menjadi 72. Peningkatan ini menunjukkan bahwa PJBL, dengan penekanannya pada pembelajaran aktif dan kontekstual, mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi “Manusia sebagai Khalifah”. Hal ini didukung oleh penelitian Kusmiyati (2022) yang menemukan bahwa model PJBL berpengaruh positif terhadap kreativitas siswa sekolah dasar. Meskipun demikian, hasil pada siklus 1 belum mencapai target ketuntasan yang ditetapkan (85%), sehingga diperlukan perbaikan dan penyempurnaan pada siklus berikutnya.
Berdasarkan refleksi pada siklus 1, dilakukan beberapa perbaikan pada siklus 2, antara lain penjelasan lebih detail tentang PJBL, motivasi yang lebih intensif, pendekatan yang lebih personal, dan pemberian waktu untuk refleksi di akhir pembelajaran. Perbaikan ini terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus 2, persentase ketuntasan meningkat menjadi 81%, dan rata-rata nilai kelas naik menjadi 77. Peningkatan ini menunjukkan bahwa perbaikan yang dilakukan telah mampu mengatasi beberapa kendala yang dihadapi pada siklus 1 dan memaksimalkan potensi PJBL dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian ini memperkuat argumen bahwa model PJBL efektif dalam meningkatkan kreativitas dan pemahaman siswa. Melalui proyek-proyek yang dikerjakan, siswa dituntut untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, berkolaborasi, dan mengkomunikasikan ide-ide mereka. Hal ini sejalan dengan penelitian Al Hadiq, Ramadhan, & Rahayu (2023) yang menegaskan efektivitas PJBL dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa SD. PJBL juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaitkan materi pembelajaran dengan konteks kehidupan nyata, sehingga pemahaman mereka menjadi lebih mendalam dan bermakna.
Penelitian ini memiliki implikasi penting terhadap praktik pembelajaran PAI di sekolah. Temuan ini menunjukkan bahwa guru PAI perlu meninggalkan metode pembelajaran konvensional dan beralih ke metode yang lebih inovatif dan berpusat pada siswa, seperti PJBL. Penerapan PJBL dapat membantu siswa mengembangkan berbagai keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif, yang sangat penting untuk menghadapi tantangan di era digital saat ini (Trilling & Fadel, 2009). Selain itu, PJBL juga dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa terhadap PAI, sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan menyenangkan.
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain jumlah subjek penelitian yang terbatas dan fokus penelitian yang hanya pada satu materi pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya disarankan untuk dilakukan dengan jumlah subjek yang lebih besar dan pada materi pembelajaran PAI yang berbeda, untuk menguji generalisasi temuan penelitian ini. Selain itu, penelitian selanjutnya juga dapat mengkaji dampak PJBL terhadap aspek-aspek lain, seperti sikap spiritual dan sosial siswa.
SIMPULAN
Penelitian tindakan kelas ini telah menunjukkan bahwa penerapan model Project-Based Learning (PJBL) secara efektif meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SDN Campurejo pada materi “Manusia sebagai Khalifah”. Kondisi awal pembelajaran yang didominasi metode ceramah dan menghasilkan tingkat ketuntasan yang rendah (25%) berhasil diperbaiki melalui dua siklus penerapan PJBL. Pada siklus pertama, terjadi peningkatan yang signifikan dengan tingkat ketuntasan mencapai 56%. Perbaikan dan penyempurnaan pada siklus kedua, seperti penjelasan yang lebih mendalam tentang PJBL, motivasi yang lebih intensif, dan pendekatan personal, menghasilkan peningkatan lebih lanjut dengan tingkat ketuntasan mencapai 81%. Meskipun target ketuntasan 85% belum sepenuhnya tercapai, peningkatan yang signifikan ini membuktikan bahwa PJBL merupakan alternatif pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi “Manusia sebagai Khalifah”.
Hasil penelitian ini mengkonfirmasi bahwa PJBL, dengan penekanannya pada pembelajaran aktif, kolaboratif, dan kontekstual, mampu memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Melalui pengerjaan proyek, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan secara teoritis, tetapi juga mengaplikasikannya dalam konteks nyata, sehingga pemahaman mereka menjadi lebih mendalam dan bermakna. Peningkatan yang terjadi dari pra-siklus hingga siklus kedua menunjukkan bahwa PJBL mampu menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik, serta memberikan pengalaman belajar yang lebih relevan dan menarik bagi siswa.
Guru disarankan untuk menerapkan model PJBL secara berkelanjutan dalam pembelajaran PAI, khususnya pada materi-materi yang relevan. Perencanaan dan persiapan yang matang sangat penting untuk keberhasilan penerapan PJBL. Guru dapat memvariasikan jenis proyek yang diberikan kepada siswa agar pembelajaran tidak monoton dan dapat mengakomodasi berbagai gaya belajar siswa. Proyek dapat berupa pembuatan poster, presentasi, drama, karya tulis, atau kegiatan pengabdian masyarakat yang berkaitan dengan materi. Guru disarankan untuk melakukan refleksi secara rutin setelah setiap siklus pembelajaran PJBL. Refleksi ini bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pembelajaran, serta merumuskan perbaikan untuk siklus berikutnya.
Peserta didik diharapkan berpartisipasi aktif dalam setiap tahapan proyek, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga presentasi. Keaktifan dalam proyek akan membantu siswa memahami materi secara lebih mendalam dan mengembangkan berbagai keterampilan. Peserta didik perlu bekerja sama dan berkolaborasi dengan baik dalam kelompoknya. Kerja sama yang baik akan memudahkan penyelesaian proyek dan meningkatkan pemahaman antar anggota kelompok. Peserta didik diharapkan berani mengungkapkan pendapat, ide, dan pertanyaan selama proses pembelajaran. Keberanian ini akan membantu siswa membangun kepercayaan diri dan meningkatkan pemahaman materi. Peserta didik disarankan untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar yang tersedia, seperti buku, internet, dan lingkungan sekitar, untuk mendukung pengerjaan proyek dan memperdalam pemahaman materi.
DAFTAR PUSTAKA
Al Hadiq, M. F., Ramadhan, G. M., & Rahayu, D. S. (2023). Pengaruh Model Project Based Learning Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa SD. Journal of Elementary Education. (Informasi lebih lanjut seperti volume, nomor, halaman, DOI, atau URL perlu ditambahkan)
Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
As’ari, M. (2018). Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Multikultural. Malang: UIN Maliki Press.
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. (Jika penelitian merujuk pada KTSP)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI