Penelitian tindakan kelas ini telah menunjukkan bahwa penerapan model Project-Based Learning (PJBL) secara efektif meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SDN Campurejo pada materi “Manusia sebagai Khalifah”. Kondisi awal pembelajaran yang didominasi metode ceramah dan menghasilkan tingkat ketuntasan yang rendah (25%) berhasil diperbaiki melalui dua siklus penerapan PJBL. Pada siklus pertama, terjadi peningkatan yang signifikan dengan tingkat ketuntasan mencapai 56%. Perbaikan dan penyempurnaan pada siklus kedua, seperti penjelasan yang lebih mendalam tentang PJBL, motivasi yang lebih intensif, dan pendekatan personal, menghasilkan peningkatan lebih lanjut dengan tingkat ketuntasan mencapai 81%. Meskipun target ketuntasan 85% belum sepenuhnya tercapai, peningkatan yang signifikan ini membuktikan bahwa PJBL merupakan alternatif pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi “Manusia sebagai Khalifah”.
Hasil penelitian ini mengkonfirmasi bahwa PJBL, dengan penekanannya pada pembelajaran aktif, kolaboratif, dan kontekstual, mampu memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Melalui pengerjaan proyek, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan secara teoritis, tetapi juga mengaplikasikannya dalam konteks nyata, sehingga pemahaman mereka menjadi lebih mendalam dan bermakna. Peningkatan yang terjadi dari pra-siklus hingga siklus kedua menunjukkan bahwa PJBL mampu menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik, serta memberikan pengalaman belajar yang lebih relevan dan menarik bagi siswa.
Guru disarankan untuk menerapkan model PJBL secara berkelanjutan dalam pembelajaran PAI, khususnya pada materi-materi yang relevan. Perencanaan dan persiapan yang matang sangat penting untuk keberhasilan penerapan PJBL. Guru dapat memvariasikan jenis proyek yang diberikan kepada siswa agar pembelajaran tidak monoton dan dapat mengakomodasi berbagai gaya belajar siswa. Proyek dapat berupa pembuatan poster, presentasi, drama, karya tulis, atau kegiatan pengabdian masyarakat yang berkaitan dengan materi. Guru disarankan untuk melakukan refleksi secara rutin setelah setiap siklus pembelajaran PJBL. Refleksi ini bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pembelajaran, serta merumuskan perbaikan untuk siklus berikutnya.
Peserta didik diharapkan berpartisipasi aktif dalam setiap tahapan proyek, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga presentasi. Keaktifan dalam proyek akan membantu siswa memahami materi secara lebih mendalam dan mengembangkan berbagai keterampilan. Peserta didik perlu bekerja sama dan berkolaborasi dengan baik dalam kelompoknya. Kerja sama yang baik akan memudahkan penyelesaian proyek dan meningkatkan pemahaman antar anggota kelompok. Peserta didik diharapkan berani mengungkapkan pendapat, ide, dan pertanyaan selama proses pembelajaran. Keberanian ini akan membantu siswa membangun kepercayaan diri dan meningkatkan pemahaman materi. Peserta didik disarankan untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar yang tersedia, seperti buku, internet, dan lingkungan sekitar, untuk mendukung pengerjaan proyek dan memperdalam pemahaman materi.
DAFTAR PUSTAKA
Al Hadiq, M. F., Ramadhan, G. M., & Rahayu, D. S. (2023). Pengaruh Model Project Based Learning Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa SD. Journal of Elementary Education. (Informasi lebih lanjut seperti volume, nomor, halaman, DOI, atau URL perlu ditambahkan)
Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
As’ari, M. (2018). Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Multikultural. Malang: UIN Maliki Press.
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. (Jika penelitian merujuk pada KTSP)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI