Hasil evaluasi pada siklus 2 menunjukkan peningkatan yang signifikan. Sebanyak 13 siswa (81%) mencapai KKM, dan hanya 3 siswa (19%) yang belum tuntas. Rata-rata nilai kelas pada siklus 2 meningkat menjadi 77. Persentase ketuntasan pada siklus 2 telah mendekati target 85%.
Hasil yang diperoleh pada siklus II menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam hasil belajar siswa. Peningkatan ini terjadi karena penerapan model PjBL yang lebih intensif, motivasi dari guru yang lebih baik, dan pendekatan yang lebih personal terhadap siswa yang membutuhkan bantuan tambahan. Meskipun tingkat ketuntasan sudah mendekati indikator keberhasilan (85%), masih ada beberapa siswa yang belum tuntas sehingga diperlukan tindakan perbaikan kecil untuk mencapai ketuntasan penuh.
Pembahasan
Penelitian menunjukkan bahwa kondisi awal pembelajaran PAI materi “Manusia sebagai Khalifah” di kelas 5 SDN Campurejo sebelum penerapan model PJBL masih memprihatinkan. Rendahnya tingkat ketuntasan siswa (25%) dan rata-rata nilai kelas yang rendah (64) mengindikasikan adanya permasalahan dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran konvensional yang didominasi ceramah terbukti kurang efektif dalam memfasilitasi pemahaman dan penguasaan materi oleh siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian yang menekankan pentingnya inovasi dalam pembelajaran PAI agar lebih relevan dan menarik bagi siswa (As’ari, 2018). Pembelajaran yang berpusat pada guru dan kurang interaktif cenderung membuat siswa pasif dan kurang termotivasi untuk berpikir kritis, yang pada akhirnya berdampak pada hasil belajar yang kurang optimal. Oleh karena itu, diperlukan sebuah perubahan dan inovasi metode pembelajaran yang lebih efektif dan berpusat pada siswa.
Penerapan model PJBL pada siklus 1 memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa. Terjadi peningkatan yang cukup signifikan, di mana persentase ketuntasan meningkat dari 25% menjadi 56%, dan rata-rata nilai kelas naik menjadi 72. Peningkatan ini menunjukkan bahwa PJBL, dengan penekanannya pada pembelajaran aktif dan kontekstual, mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi “Manusia sebagai Khalifah”. Hal ini didukung oleh penelitian Kusmiyati (2022) yang menemukan bahwa model PJBL berpengaruh positif terhadap kreativitas siswa sekolah dasar. Meskipun demikian, hasil pada siklus 1 belum mencapai target ketuntasan yang ditetapkan (85%), sehingga diperlukan perbaikan dan penyempurnaan pada siklus berikutnya.
Berdasarkan refleksi pada siklus 1, dilakukan beberapa perbaikan pada siklus 2, antara lain penjelasan lebih detail tentang PJBL, motivasi yang lebih intensif, pendekatan yang lebih personal, dan pemberian waktu untuk refleksi di akhir pembelajaran. Perbaikan ini terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus 2, persentase ketuntasan meningkat menjadi 81%, dan rata-rata nilai kelas naik menjadi 77. Peningkatan ini menunjukkan bahwa perbaikan yang dilakukan telah mampu mengatasi beberapa kendala yang dihadapi pada siklus 1 dan memaksimalkan potensi PJBL dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian ini memperkuat argumen bahwa model PJBL efektif dalam meningkatkan kreativitas dan pemahaman siswa. Melalui proyek-proyek yang dikerjakan, siswa dituntut untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, berkolaborasi, dan mengkomunikasikan ide-ide mereka. Hal ini sejalan dengan penelitian Al Hadiq, Ramadhan, & Rahayu (2023) yang menegaskan efektivitas PJBL dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa SD. PJBL juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaitkan materi pembelajaran dengan konteks kehidupan nyata, sehingga pemahaman mereka menjadi lebih mendalam dan bermakna.
Penelitian ini memiliki implikasi penting terhadap praktik pembelajaran PAI di sekolah. Temuan ini menunjukkan bahwa guru PAI perlu meninggalkan metode pembelajaran konvensional dan beralih ke metode yang lebih inovatif dan berpusat pada siswa, seperti PJBL. Penerapan PJBL dapat membantu siswa mengembangkan berbagai keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif, yang sangat penting untuk menghadapi tantangan di era digital saat ini (Trilling & Fadel, 2009). Selain itu, PJBL juga dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa terhadap PAI, sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan menyenangkan.
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain jumlah subjek penelitian yang terbatas dan fokus penelitian yang hanya pada satu materi pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya disarankan untuk dilakukan dengan jumlah subjek yang lebih besar dan pada materi pembelajaran PAI yang berbeda, untuk menguji generalisasi temuan penelitian ini. Selain itu, penelitian selanjutnya juga dapat mengkaji dampak PJBL terhadap aspek-aspek lain, seperti sikap spiritual dan sosial siswa.
SIMPULAN