"Pak, sudah pak! Jangan pukul ibu lagi!" aku mendekat hendak membantu ibu bangkit. Tapi bapak mencekal bahuku dan melayangkan tamparannya ke pipiku
"Hei kau pikir kau siapa hah?! Aku kan sudah bilang, jangan panggil aku bapak. Kami bukan orang tuamu"
"Aku tak peduli kalian orang tuaku atau bukan. Tapi tolong hentikan kekerasan ini! Istrimu sudah terlalu banyak menderita"
"Ooo… kau berani melawanku ya" kini tangannya menjambak rambutku. Aku meringis kesakitan.
"Pak tolong ja"
Plakk!!
Sebuah tamparan menghentikan ucapanku. Tamparan itu. Bukan di pipiku, tapi
"Berani kau menyakitinya lagi, aku tak segan-segan menyiksanya!"
Kulihat ibu juga menjambak rambut Ira yang tersedu.
"Kau berani..?!" kalimat bapak tercekat
"Kenapa? Kau tak menyangka aku berani melakukannya hah?! Kau pikir aku tidak tahu kalau Ira adalah anakmu dengan pelacur itu? Dasar laki-laki tak tahu diri! Tega kau menyiksa anak dan istrimu sedang anak pelacur ini begitu kau elu-elukan"