"Besok siang di dekat sini, rumah kader kami."
Lalu dia menoleh kepada Syafri. "Coba Uda masih jadi wartawan, pasti Ambo undang" Rupanya Hendri sedikit lebih  hormat walau mereka beda pandangan politik
"Kang Syafri itu progresif dan revolusioner.  Walau Kang Syafri  bukan orang partai kami. Kang Syafri ingin istrinya maju! Seperti  kasih Mas Hendri juga, aku dibiarkan sekolah perawat dan aku malah aktif di Gerwani."
Di studio yang ada di bagian depan rumah, ada tukang kebun melihat  beberapa orang laki-laki melihat ke dalam pagar.
"Kawan Hendri, kita bisa pergi sekarang?"
"Iyo!" jawab Hendri. "Kita ada pertemuan lagi! Bahas calon Wali Kota Bandung mendatang!"
"Desas-desus siapa?" tanya Janur.
"Priyatna Kusumah!" jawab Hendri.Â
Syafri ikut keluar dan meminta Kinan di dalam. Bagaimana pun juga Hendri masih kawannya. Â Tetapi begitu di luar seorang di antara laki-laki yang ada d luar pagar mengeluarkan pistol.
"Awas Hendri!" Â dia mendorong Hendri dan sekaligus Ningsih tepat sebuah peluru menghantam pintu. Â Seorang lagi membidik Hendri. Namun sekali lagi Syafri mendorongnya dan pelurunya nyaris di atas punggungnya.
Tetapi ketika dia mau membidik lagi, Widy muncul melempar sebuah kursi rusak yang ada di sana, tidak kena tetapi cukup membuat ketiga laki-laki itu kabur.