"Kita kejutkan mereka!"usul Medina.
"Nggak, nanti buat diledek di rumah!" kata Widy.
Tak lama kemudian Syafri dan Kinan naik motor gandeng diikuti Sang Fotografer dengan peralatan dengan motor.
"Hendak ke mana lagi mereka? Ini mau maghrib?" tanya Medina.
"Kita ikutin, tampaknya mereka santai, kedua motor itu  pelan!" kata Norma heran.
Dengan kecepatan tinggi ketiga sepeda itu bisa mengikuti kedua motor dengan pelan. Mereka ternyata ke arah terminal Cicaheum. Namun sebelum ke sana mereka berhenti di depan sebuah rumah. Rupanya rumah merangkap studio foto Sang Fotografer.
Widy, Norma dan Medina mengawasi. Setelah memparkir sepeda di bangunan sebelahnya, sebuah warung makan dan menitipkan di sana ketiganya mengendap-ngendap dan mengintip di jendela.
Di rumah itu Syafri membawa Kinan ke dalam. Sang Fotografer bernama Kang Janur, sebetulnya fotografer di media tempatnya bekerja dan buka usaha foto.
"Mau dibingkai segede apa anak manis?" tanya Kang Janur.
"Sebesar lukisan,  Nanti gambarnya  buat pajangan di dinding kamar Teteh Widy dan Om Syafri!" celetuk Kinan tertawa renyah. "Biar kalian kalau jalan-jalan ajak Kinan juga!"
"Ampun!" ucap Syafri.