"Hey, wahang  nggak jadi wartawan lagi, kan?" tanya ibunya penuh selidik.
"Aku hanya bantu teman. Â Mereka kewalahan, kekurangan tenaga meliput isu influenza, seperti Uda Daus," kata Syafri.
"Oh, begitu! Selamat ulang tahun Nak," katanya sambil memberikan oleh-oleh satu rantang berisi makanan ayam kalio dan sayur Nangka."Buat keluargamu di sana!"
Syafri kemudian kembali ke rumah orangtua Widy menyerahkan rantang dan makan siang bersama kemudian kembali melakukan penelusuran di rumah obat dan apotek Kota Bandung.
Dago Atas, Bandung, 26 Mei 1957
Malamnya dia pulang membawa honor yang tidak seberapa besar, namun dengan  dua lusin roti aneka rasa dari kawan-kawannya di kantor.  Dia terkejut di rumah Widy sudah menunggu Angga, Utari,  Hein, Rini, Yoga, Paramitha mereka membawa kado entah isinya apa.
"Happy Birthday Brother!" Hein memeluk Syafri. Lalu mereka bergantian memberikan ucapan selamat.
Mereka makan bersama. Kinan dengan santai menyeleksi lebih dulu roti yang dibawa Syafri. Dia pilih-pilih rasanya, nah ketemu yang isinya stroberi dia ambil.
"Dasar kamu! Bilang dulu sama Om Syafri!" Ibu Widy merasa tidak enak. Â Tetapi Syafri santai saja. Memang sejak dia tinggal di rumah Widy, Kinan juga dekat dengannya. Namun sebetulnya keluarga Widy senang, karena Kinan lebih diam kalau ada Syafri dan sering menanyakan pelajaran.
Teman-teman dari geng Bandung Memang Hebat juga santai. Â Bahkan Paramitha memberikan kue soes cokelat pada Kinan.
"He, bilang apa?" tegur Widy.