"Aku juga!" teriak Norma.
Syafri dan Azrul hanya bisa menyaksikan mereka. Kalau Jilly dan Norma sudah terjun, maka Widy pun ikut.
Medina masih takut-takut. Â Tapi akhirnya terjun ke dalam laut. Â Dia memang bisa berenang.Â
"Risiko punya istri masih remaja," celetuk Azrul.
Hanya setengah jam. Setelah itu naik lagi. Kemudian acara memancing dilanjutkan hingga menjelang tengah hari baru kembali ke pulau.Â
Dikejauhan ada dua kapal. Â Satu kapal merapat ke kapal lain. Â Sekitar beberapa mil, tetapi tampak.
"Segera kembali, saya khawatir salah satu kapal adalah bajak laut. Pembajakan pernah terjadi di Kepulauan Seribu," ucap Mamat.
"Saya pernah mengalami di Selat Malaka. Mereka naik kapal yang kami tumpangi,waktu aku masih kecil. Tetapi keburu ketahuan patrol Inggris," tutur Norma.
Mereka kembali bakar ikan  dan minum air kelapa.  Tangkapan hari itu enam ekor bandeng dan lima ekor bawal laut.  Sudah cukup isi perut makan siang bagi rombongan, termasuk Mamat , Sabeni dan Nasir juga dibagi. Â
"Sejauh ini lancar saja," bisik Syafri. Â "Tapi soal bajak laut tadi mengkhawatirkan."
"Norma, Widy dan Jilly tidak takut. Norma setahuku memang pemberani. Widy kalau aku simak pembicaraan dia punya sepupu tentara, apalagi Jilly. Entah Medina," tutur Azrul.