Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Gemini Syndrome, Episode Berdansa di Kota Romantis, Bagian Dua Belas

3 Agustus 2024   18:42 Diperbarui: 3 Agustus 2024   18:46 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baik Lutfi, Samson dan David ketakutan bersembunyi dalam pondok. Nyali mereka ciut karena badan para bajak laut itu, kekar  gempal dan besar dengan kulit kehitaman tandanya keras hidup di laut.

Sabeni dan Urip ingin melawan. Tetapi mereka menghitung korban di pihak penduduk. Lagipula ketiga anak aman, sementara Widy, Syafri, Medina, Jilly, Norma dan Azrul entah di mana.

"Waduh, secara jumlah penduduk sebetulnya bisa melawan?" bisik Syafri ketika dia diminta Widy mengikuti. Mereka bersembunyi di balik pepohonan dengan jarak dua ratus meter.

Widy dan tak menjawab.  Dia hanya menunjuk di pantai ada sebuah kapal lagi datang berisi empat bajak laut.  Mereka membawa senapan lantak dan panah.

Ikan hasil tangkapan nelayan diangkut ke peti dan siap untuk dibawa ke kapal.  Entah di mana polisi ditempatkan di pulau ini.  Namun rupanya mereka ada dan mencoba menggertak para bajak laut.

"Kalian tinggalkan pulau ini!"

Cukup berani. Seorang bajak laut yang dari pantai menembak, seorang polisi kena tangan. Seorang lagi menembak kena kaki bajak laut.  Sabeni dan Urip menyergap masing-masing satu orang dengan golok yang mereka bawa.

Bajak laut lain yang pakai parang hendak melukai mereka, tetapi seorang terpental tangannya tertembak  dari sebuah  pondok. Jilly menembak dengan tepat, dia bawa pistol.

Para penduduk ada bersembunyi, tetapi ada yang melawan perkelahian terjadi di pasir putih.  Seorang memakai parang terperanjat kena slepet katapel. Itu dari Norma.

Widi kemudian mengeluarkan katapel dari sakunya dan juga mulai menylepet. 

"Waduh!" kata Syafri. "Kok aku nggak tahu,  anjeun bawa mainan itu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun